BTN Bakal Realisasikan Kredit Baru Rp7,22 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - Pameran Indonesia Properti Expo 2019 yang digelar dari 27 Juli 2019 hingga 4 Agustus 2019 berhasil menyedot animo masyarakat yang cukup besar, dengan jumlah pengunjung mencapai 160.748 selama sepekan pameran tersebut digelar.
Alhasil, jumlah ijin prinsip Kredit Pemilikan Rumah atau KPR maupun Kredit Pemilikan Apartemen atau KPA yang dibukukan Bank BTN berhasil menembus target sebesar Rp 7,22 Triliun dengan jumlah unit yang terjual mencapai 10.947 unit hunian. Angka ini di atas target awal yang dipatok sebesar Rp 5 triliun.
“Kami bersyukur target tersebut terlampaui dan ini menunjukkan minat masyarakat masih tinggi untuk memiliki rumah, terutama yang aksesnya mudah, dekat dengan sarana transportasi massal seperti di kawasan Bogor, Tangerang, dan Bekasi yang harganya masih cukup terjangkau, sekitar Rp 300-500 juta,” ujar Direktur Commercial Banking Bank BTN, Oni Febriarto R saat menutup IPEX 2019 di Jakarta, Minggu (4/8) kemarin.
Dengan strategi promosi yang menarik diantaranya suku bunga murah, bebas biaya promosi, bebas biaya administrasi dan adanya kerjasama dengan mitra developer, Bank BTN berhasil menggiring minat pembeli rumah dari segmen KPR/KPA nonsubsidi, subsidi, maupun syariah.
Adapun ijin prinsip KPR/KPA yang sudah disetujui tersebut mayoritas mengalir ke segmen KPR/KPA Non Subsidi mencapai Rp 5.89 Triliun atau setara dengan 5.986 unit hunian. Sementara Ijin Prinsip KPR/KPA Subsidi sebanyak Rp 683,04 Miliar atau sebanyak 4.170 unit hunian.
Sedangkan Unit Usaha Syariah BTN berhasil meluluskan ijin prinsip KPR/KPA Syariah untuk 791 unit hunian, atau senilai kurang lebih Rp647,51 miliar.
“Kami mengapresiasi dukungan para pengembang dalam IPEX tahun ini dan kepercayaan masyarakat kepada BTN untuk menfasilitasi KPR atau KPA yang mereka beli serta kerjasama seluruh tim yang melayani dengan baik selama pameran berlangsung,” kata Oni.
Oni menilai, perkembangan properti akan semakin pesat ke depannya, karena masih banyak proyek transportasi massal yang terus dibangun oleh Pemerintah Pusat maupun daerah. Selain itu hadirnya stasiun ataupun terminal baru juga membuka akses jalan yang semakin banyak ke kantong-kantong pemukiman yang ada di wilayah Jabodetabek.