Bu Mega Bernostalgia dengan Menteri Kabinet Gotong Royong
Dia mengatakan, Kristin bolak-balik meminta kepadanga sebagai satu-satunya presiden perempuan di Indonesia agar menulis riwayat hidup. Mega sempat menolak karena baginya lebih banyak duka daripada sukanya.
"Daripada nanti berurai air mata terus saat wawancara, jadi kapan-kapan saja nanti kalau saya lagi senang," ucap Bu Mega.
Namun, kata Mega, diam-diam ternyata proses pembuatan buku itu berjalan. Tim yang mengerjakan, seperti Christine Samah, Rokhmin Dahuri, dan Hasto, kompak.
"Kemudian diberitahu sudah diluncurkan. Jadi yang tanggung jawab bukan saya," kata Mega disambut tepuk tangan dan tawa.
The Brave Lady yang menjadi buku ini diambil dalam testimoni dan cerita yang ditulis oleh Poernomo Yusgiantoro. Dalam buku itu disebutkan bahwa The Brave Lady, merupakan seorang ibu yang berani ambil keputusan dalam keadaan apa pun.
"Saya tidak menyangka ini menjadi topik buku Bu Mega untuk ultah yang ke 72," ungkap Poernomo. Dia mengaku banyak pengalaman dan pelajaran penting yang didapat saat berada dalam Kabinet Gotong Royong.
Rokhmin Dahuri mengatakan salah satu alasan menulis buku ini karena semua pengin bangsa Indonesia maju dan makmur. Salah satu kunci mencapai itu adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan itu juga dibuktikan dengan produktivitas bangsa dalam menulis buku.
Selain itu, buku ini juga merupakan sebuah legacy bagaimana kebijakan-kebijakan The Brave Lady, dan yang ditulis 21 menteri Kabinet Gotong Royong. "Apa yang ada di buku ini juga menjadi pelajaran dan mana yang baik diteruskan," ungkap Rohmin.(boy/jpnn)