Bu Mega Minta Negeri Jiran Lindungi TKW dari Kekerasan
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri meminta pemerintah Malaysia memberi perlindungan kepada para tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia maupun anak-anaknya yang berada di negeri jiran itu. Hal itu sebagai bagian upaya memberantas kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
Berbicara pada seminar Kerja Sama Wilayah ASEAN bertema Hentikan Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak di Kuala Lumpur, Selasa (14/3), Megawati mengatakan, buruh migran asal Indonesia di Malaysia harus memperoleh perlindungan dari tindak kekerasan.
“Saya dengan segala kerendahan hati memohon agar Malaysia dan negara-negara yang menjadi tujuan dari pekerja migran juga memperjuangkan dihentikannya kekerasan terutama terhadap perempuan dan anak yang menjadi bagian dari pekerja migrant,” kata Megawati di seminar yang diprakarsasi istri Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak, Datin Paduka Seri Rosmah Mansor itu.
Ketua umum PDI Perjuangan itu menambahkan, kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak terjadi di berbagai negara. Karenanya, Megawati pun ingin warga Indonesia di Malaysia juga terlindungi dari tindak kekerasan.
“Saya titipkan mereka untuk menjadi bagian dari perjuangan ini. Saya pun akan selalu ada dalam perjuangan ini, sebab ini adalah masalah kita bersama sebagai warga dunia,” ujar Megawati dalam seminar yang digelar di Putra Wolrd Trade Centre Kuala Lumpur itu.
Megawati juga mengutip penelitian United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun 2009 yang mengungkap negara-bahwa negara ASEAN menjadi tempat subur perdagangan manusia. Anak-anak dan perempuan diperdagangkan melintasi batas negara dan dieksploitasi secara seksual.
Sedangkan merujuk data statistik dari Departemen Kesejahteraan Malaysia sebagaimana dilansir oleh New Straits Times pada tahun lalu, terungkap adanya peningkatan kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan di Malaysia. Dari 3.257 kasus pada 2010 menjadi 4.453 kasus pada 2015.
"Saya meyakini, data yang diungkapkan pun baik di Indonesia, Malaysia, maupun negara lain, hanya merupakan fenomena gunung es yang tidak akan mengungkapkan realitas data secara keseluruhan," ujar Megawati.