Budaya dan Bahasa Indonesia Wajib Diterapkan di Sekolah Berkurikulum Internasional
jpnn.com, JAKARTA - Status sebagai Satuan Pendidikan Kerja sama (SPK) tidak membuat Global Sevilla School menomorduakan seni, budaya, dan Bahasa Indonesia. Sejak didirikan almarhum Nurcholish Madjid atau yang akrab dipanggil Cak Nur, sekolah ini selalu konsisten dalam menanamkan dan mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa-siswinya melalui seni budaya lokal.
"Kurikulum boleh internasional, pola pikir boleh global tapi harus tetap menanamkan nilai-nilai lokal melalui cerita drama tradisional sesuai cita-cita luhur para pendiri Global Sevilla, salah satunya almarhum Nurcholish Madjid," kata Direktur Sekolah Global Sevilla, Michael Thia, di sela-sela pergelaran drama musikal Si Pitung, di Gedung Pewayangan Kautaman, Jumat (1/3).
Lewat drama tradisional, lanjutnya, anak-anak diajarkan tentang seni dan nilai budaya Indonesia. Mereka harus memiliki kesadaran dan kepedulian, karena mereka tinggal di Indonesia,.
Sekitar 250 siswa SMP dan SMA Global Sevilla tampil membawakan pementasan tersebut. Drama musikal ini semakin menarik dibawakan dalam versi Bahasa Inggris.
Menurutnya, kemajuan teknologi dan gempuran globalisasi tidak boleh menggerus kecintaan terhadap budaya Indonesia. Cerita-cerita rakyat sejatinya banyak mengandung nilai-nilai kehidupan luhur yang patut diajarkan kepada generasi muda.
Direktur Sekolah Global Sevilla, Michael Thia (tengah) di sela-sela pergelaran si Pitung. Foto: Mesya/JPNN.com
"Sebenarnya budaya luar itu tidak salah, tapi tetap harus mengingat budaya lokal. Bagaimana mengajarkan kepada anak-anak untuk mencintai budaya Indonesia," tandasnya.