Budi Gunawan Orang Kuat
jpnn.com - CALON tunggal Kapolri Komjen Pol Budi Gunawan yang diajukan Presiden Joko Widodo ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (13/1).
Selang satu hari, beredar foto ciuman pria mirip Ketua KPK Abraham Samad dengan perempuan cantik yang disebut-sebut sosok Putri Indonesia tahun 2014, Elvira Devinamira Wirayanti.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar melihatnya itu bukan serangan balik dari kepolisian. Staf pengajar di Program Pascasarjana Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia itu menilai, penyebar foto itu kelompok yang mendompleng kasus Budi Gunawan.
Berikut wawancara wartawan JPNN Soetomo Samsu dengan Bambang Widodo Umar, Lulusan Akabri Kepolisian (1971) yang juga staf pengajar program pasca sarjana di sejumlah universitas itu, termasuk di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), kemarin (14/1).
Bagaimana Anda melihat proses munculnya Budi Gunawan sebagai calon tunggal kapolri?
Saya melihat dari awal ada semacam kekhawatiran Presiden Jokowi, jika dia tak menggunakan hak prerogatifnya, maka BG tidak terpilih. Maka dia menggunakan keputuan yang diloncatkan, nama yang disodorkan Kompolnas langsung diambil satu dan disodorkan ke DPR.
Yang tidak meloncat seperti apa?
Ya mestinya kan ada calon-calon yang juga diajukan oleh polri, tapi ini polri tak mengajukan calon. Ini sebenarnya terobosan bagi presiden untuk mendorong BG menjadi kapolri dengan cepat. Tidak meminta pendapat KPK untuk menguji track record calon, itu bagian dari upaya Presiden Jokowi untuk mempercepat penggantian Jenderal Sutarman.