Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Bukan Cuma Padat Karya, Indonesia Butuh Industri Padat Teknologi

Kamis, 19 November 2015 – 07:31 WIB
Bukan Cuma Padat Karya, Indonesia Butuh Industri Padat Teknologi - JPNN.COM
Hanif Dhakiri. Foto: dok/PNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Dalam menghadapi persaingan global, Indonesia tak bisa hanya bergantung pada keberadaan industri padat karya yang selama ini selalu diandalkan karena menyerap banyak tenaga kerja dalam jumlah besar.

Ke depannya, Indonesia harus mulai berorientasi membentuk industri-industri yang bersifat padat teknologi dengan didukung oleh kemampuan tenaga kerja yang terampil, ahli dan bersertifikasi kompetensi kerja.

“Untuk mendorong industri nasional yang kompetitif dan berdaya saing tinggi, Indonesia harus mulai berorientasi membangun industri nasional yang padat teknologi di berbagai wilayah Indonesia,” kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri.

Dia mengatakan dalam membangun industri padat teknologi di Indonesia memang memilki tantangan tersendiri. Hal ini terkait ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas dan jumlah angkatan kerja nasional yang besar jumlahnya dan  butuh penyerapan lapangan kerja.

“Bila ingin orientasinya industri nasional yang kompetitif, kita butuh industri padat teknologi. Cuma masalahnya bagaimana dengan SDM kita? Bagaimana juga agar jumlah maupun kualitas dari industri padat teknologi paralel dengan jumlah angkatan kerja kita secara nasional. Ini menjadi tantangan,” kata Hanif.

Menaker memberikan contoh, di suatu daerah ada suatu pabrik yang merekrut seribu orang. Lalu ada pengangguran seribu orang juga. Sebagai solusinya, logika paling sederhana adalah membangun satu pabrik lagi yang bisa merekrut seribu orang.

“Tetapi kalau kita membangun satu pabrik lagi itu artinya yang dibangun adalah industri padat karya. Saya berpikir, kalau modelnya seperti itu, industrinya tetap tidak akan kompetitif dalam persaingan global,” kata Hanif.

Sebagai solusi, ujar Hanif, seharusnya yang harus dibangun adalah industri padat teknologi yang kompetitif dan bisa menyerap seribu tenaga kerja juga. "Yang kita perlukan adalah lima industri yang padat teknologi, yang sangat efisien, yang masing-masing industrinya ini menyerap 200 orang,” kata Hanif.

JAKARTA - Dalam menghadapi persaingan global, Indonesia tak bisa hanya bergantung pada keberadaan industri padat karya yang selama ini selalu diandalkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News