Bukan Sekadar Percintaan, tapi Ada Konflik Menegangkan
”Dari dulu papa memang berharap saya akting. Tetapi, karena sudah terjun ke dunia musik akhirnya di musik dulu,” paparnya.
Gayung pun bersambut, saat mendapat tawaran bermain film Sunset Love in Istambul, Vicky tidak berpikir dua kali. Sudah saatnya, Vicky move on dan mencoba untuk melebarkan kemampuannya. ”Film ini momentnya pas, karena aku sudah bisa menghilangkan bayang-bayang papaku,” ujar Vicky.
Pemilik usaha di bidang sepatu ini bermain sebagai Tara. Karakter yang diperankan berbeda dari kesehariannya. Di film tersebut, Vicky berlakon sebagai mahasiswa. ”Karakter saya tomboy dan pemberontak, serta saya suka menulis,” ujarnya.
Seakan menikmati peran terbarunya, Vicky tidak kesulitan beradu akting dengan para pemain. Bahkan satu demi satu pengalaman para pemain senior yang terlibat seperti Ray Sahetapy diserapnya. ”Di sini saya belajar banyak, selain belajar gratis dari pelatih, saya bisa belajar dari om Ray,” ceritanya.
Melalui film ini pula, Vicky akan mendapat kesempatan menikmati keindahan kota Istambul. Tidak hanya syuting di sekitar Jakarta. Film tersebut akan mengambil gambar beberapa sudut kota di Turki. ”Pada 21 (Agustus, Red) nanti, saya akan ke Turki,” tegasnya.
Sementara itu, produser film Sunset Love in Istambul, Tity Hatta menambahkan, film ini menyuguhkan drama perjuangan para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa belajar di negara Turki.
Satu demi satu perjalanan mereka meraih mimpi akan diramu dengan beragam konflik. ”Film ini tidak hanya drama percintaan, tetapi ada bumbu konflik yang menegangkan,” tukasnya.
Lewat film ini pula, lanjut Tity, pihaknya akan memperkenalkan sebuah tarian tradisional yang akan disuguhkan oleh Vicky Shu di Turki. (ash)