Bulog Tak Mampu Serap Beras Petani
Senin, 21 November 2011 – 09:40 WIB
Sementara itu, salah seorang petani di kilometer 20 ruas Sampit – Bagendang mengungkapkan, para petani menjual gabah kering kepada pengumpul di lokasi tersebut. Selama ini Bulog tidak ada datang untuk membeli beras mereka. “Kami menjual gabah seharga Rp 3000 per kilo. Dengan harga segitu, kami sudah untung. Gabah itu dikirim lagi ke Banjarmasin untuk diolah menjadi beras,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kotim, I Made Dikantara, sebelumnya mengatakan, Kotim belum mampu mengolah produksi padi di wilayah ini menjadi beras untuk dikonsumsi masyarakat lokal. Hasil pertanian dikirim ke Kalimantan Selatan untuk diolah menjadi beras, sehingga ketika didistribusikan kembali, harganya pun meningkat tajam. “Memang Kotim memiliki pabrik pengolahan, tapi kapasitasnya tidak seberapa, sehingga harus dikirim ke Kalsel,” kata Made belum lama ini.
Dikantara mengungkapkan, para petani biasanya menjual gabah kering kepada pengumpul seharga Rp 3.000 – Rp 3.500. Gabah tersebut kemudian dikirim para pengumpul ke Kalsel untuk diolah menjadi beras, sehingga ketika dijual kembali ke Kotim harganya bisa meningkat dua kali lipat.(rm-45)