Bundesliga Terancam Krisis Dana
Senin, 21 Juli 2008 – 11:16 WIB
Ancaman krisis itu bisa terjadi, karena sistem monopoli hak siar yang masih diterapkan di Bundesliga. Kondisi ini membuat persaingan antarinvestor menjadi tak sehat. Salah satu contoh adalah pemberian hak siar Bundesliga kepada stasiun televisi Premiere mulai tahun 2009, yang beraroma persekongkolan. Jika indikasi persengkongkolan itu bisa dibuktikan, sangat mungkin kesepakatan berjangka waktu enam tahun yang bernilai USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 43,2 triliun antara Premiere dengan Bundesliga dibatalkan. So, kelangsungan kompetisi lah yang akhirnya harus dikorbankan.
Selain itu, Seifert juga mencermati adanya beberapa aturan yang menghancurkan jalannya kompetisi itu sendiri. Seperti larangan sponsor dari industri minuman keras di dalam stadion. “Itu jelas akan menipiskan pemasukan untuk klub, juga pendapatan yang diterima Bundesliga,” bebernya.
Monopoli negara dalam pengendalian Bundesliga menurut Seifert juga bakal mengaburkan kelangsungan kompetisi. "Jika perusahan swasta diperbolehkan menerima taruhan di sepak bola, Bundesliga setidaknya akan mendapat peningkatan pendapatan sebesar USD 158 juta (Rp 1,4 triliun) ," lanjutnya.
Untuk mengatasi persoalan itu, salah satunya Bundelsiga berharap program highlight sepak bola diberi alokasi waktu lebih lama lagi, sehingga akan lebih banyak pemirsa yang membayar pay-TV. “Tarif iklan yang lebih tinggi juga akan membuat televisi swasta punya peluang untuk bersaing dengan pemegang hak siar. Kami butuh pemasukan lebih dari hak siar televisi,’’ungkapnya.
‘’Bundesliga saat ini bersaing dengan kompetisi sepak bola top lainnya seperti Premier League (Inggris), Liga Primera (Spanyol), dan Serie A (Italia). Jika gap dengan mereka terlalu jauh, maka otomatis peluang di Piala UEFA dan Liga Champions akan kalah,” paparnya.
Pentas Bundesliga musim ini akan mulai bergulir pada 15 Agustus, dan berakhir pada 23 Mei 2009. (ali/bas)