Bunuh Istri dan Dua Anak, Lalu Bunuh Diri
Jumat, 26 September 2008 – 08:57 WIB
Kali pertama yang menemukan adalah Buriah, salah seorang pembantu yang ada di sana. Ketika itu, Buriah dan pembantu-pembantu lainnya heran kok hingga hari terang, sekitar pukul 05.30, sang majikan belum bangun. ’’Padahal, biasanya pukul 04.30 sudah bangun,’’ kata Siti Humaiyah, seorang baby sitter di rumah itu.
Buru-buru sejumlah pembantu dan karyawan yang ada di situ langsung menghubungi polisi –yang kemudian segera datang. Aparat berbaju coklat harus mendobrak dulu pintu kamar. ’’Karena teralis jendela dan pintu dalam keadaan terkunci dari dalam,’’ kata seorang petugas yang ikut menangani kasus tersebut.
Setelah terbuka, pemandangan yang terlihat sungguh menyayat hati, empat mayat bergeletakan dengan bersimbah darah. Yanuar Stefanus, sang juragan dan pemilik rumah, tergeletak di bagian paling barat kasur dengan celana pendek dan kaus hitam. Di pergelangan tangan kiri ada dua luka sayatan, luka tusuk di bagian perut hingga usus terburai, dan dua luka sayatan di leher. Sebilah pisau kecil tergeletak di atas perut Yanuar, dan sebilah pisau daging tergeletak menempel di paha pria yang sehari-harinya bekerja di pabrik Kopi Kapal Api itu.
Persis di samping kanannya, tergeletak Yonatan Jansen Sutanto, anak pertama Yanuar yang masih berusia lima tahun. Lehernya terkoyak karena digorok. Di sebelah kanannya lagi, tergeletak dalam keadaan tertelungkup Christephen Kevin Sutanto, si bungsu yang masih berusia tiga tahun. Sama seperti kakaknya, lehernya menganga setelah digorok. Namun, lebih lebar dan sebagian tulang lehernya agak rompal.
Sementara Seniwati, istrinya, 36, telentang di sisi berlawanan dengan posisi tidur Januar dan kedua anaknya. Sama seperti kedua anaknya, lehernya tergorok. Namun, di pipi dan dadanya ada banyak luka-luka gores akibat sayatan benda tajam. Selain itu, di mulutnya ada lebam dan luka sedikit. Saat ditemukan Seniwati masih mengenakan baju tidur bermotif batik.
Di tembok kamar maut itu ada sebuah tulisan yang ditulis dengan darah. Diduga kuat, ditulis oleh Yanuar. Tulisannya, “Aku diakalin oleh orang saja”. Entah apa maksudnya, petugas masih belum mengetahuinya.