Cabai Makin 'Pedas', Bisa di Atas Rp 100 ribu
jpnn.com - jpnn.com -Harga cabai di pasaran khususnya di Kota Jayapura diprediksi akan terus meroket. Ini tak lepas dari kondisi terakhir, di mana curah hujan masih terbilang tinggi.
Akibat tingginya curah hujan ini, hasil pertanian yang biasa dipasok dari wilayah Arso maupun Koya terancam gagal. Tak sedikit pedagang yang cemas dan meyakini bahwa harga cabai akan kembali naik.
“Perkiraan kami seperti itu, malah sudah ada yang hampir panen akhirnya gagal karena curah hujan tinggi. Kalau begini kondisinya pasti harga akan lebih mahal,” kata Samsuryani, pedagang komoditi pertanian yang ditemui Cenderawasih Pos di pinggiran jalan baru Pasar Yotefa, Rabu (11/1) kemarin.
Dia menilai kenaikan harga cabai ini bukan karena isu nasional, namun karena kondisi cuaca yang memang tak mendukung dan akhirnya memengaruhi hasil panen. Meski bukan kali pertama, namun situasi seperti ini akan berdampak pada pendapatan para petani, yang akhirnya mempengaruhi penjualan pedagang di pasar.
“Untuk saat ini harga cabai bervariasi, tapi kalau yang saya jual Rp 100 ribu/kg karena jika beli borongan sudah Rp 90 ribu/kg,” ujarnya.
Perempuan yang sudah berdagang sejak 1997 ini meyakini harga akan kembali naik. “Dua hari terakhir hujan dan banjir baik di Koya maupun Arso dan ada yang tadi bilang hasil tidak maksimal, jadi harga bisa naik lagi,”katanya.
Dia menyebut bahwa sebelum harga cabai semakin 'pedas', umumnya hanya dijual Rp 15 ribu/kg, namun kini sudah Rp 100 ribu/kg lebih.
Hal senada juga disampaikan Adi. Pedagang yang berjualan di Pasar Yotefa ini melihat kondisi saat ini stok cabai masih terbilang susah dan ia menjual Rp 120 ribu/kg untuk cabai rawit, sedangkan untuk cabai merah besar Rp 50 ribu/kg dan cabai hijau Rp 20 ribu/kg. (ade/ary/jpnn)