Calon Ustaz yang Kini jadi GM Pertamina MOR V
Kunci Sukses adalah Berkomunikasi yang Baikjpnn.com - Gaya bicara yang ceplas ceplos dan sering melemparkan joke-joke segar mungkin menjadi ciri khas dari Ibnu Chouldum. Tak heran, banyak pihak yang cepat akrab dengan pria yang kini menjabat sebagai General Manager Pertamina MOR V yang membawahi wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
===
Lahir di Pulau Sambu pada 26 Oktober 1963, membuat Ibnu kecil tak asing dengan dunia minyak dan gas. Sebab, ayahnya, merupakan pegawai Pertamina yang bertugas di kilang-kilang dan terminal minyak milik perusahaan pelat merah tersebut.
Saat Ibnu lahir, sang ayah tengah ditugaskan di Pulau Sambu, Kepulauan Riau, yang hanya sepelemparan batu dari Singapura. Pulau Sambu pernah mencatatkan diri sebagai salah satu pulau pemasok minyak bumi terbesar bagi Indonesia.
Tak heran, dulu, kehidupan di Pulau Sambu cukup makmur. Bahkan, di saat Batam belum berkembang seperti saat ini, Pulau Sambu sudah terlebih dahulu tersentuh modernisasi. Bioskop, sekolah dengan fasilitas terbaik, villa, dan masjid megah sudah berdiri di sana. Namun, sejak kegiatan eksplorasi migas dihentikan, pulau tersebut sepi ditinggal penghuninya.
Kembali ke kisah Ibnu. Di Pulau Sambu itu masa kecilnya dihabiskan. Kilang minyak, pipa berukuran besar, hingga aktivitas-aktivitas perminyakan sudah menjadi santapan rutinnya sehari-hari. Namun, jangankan tertarik untuk bercita-cita menjadi pegawai Pertamina, Ibnu malah senang dengan hal-hal yang berhubungan dengan agama.
Ya, dididik secara disiplin soal agama oleh kedua orang tuanya membuat Ibnu fokus pada bidang kerohanian. Di masa kecil dia kerap menyabet juara dalam lomba-lomba keagamaan, seperti lomba adzan dan mengaji.
Karena itulah, ketika ditanya cita-citanya apa? Saat itu Ibnu menjawab ingin menjadi dai atau ustad. Dia beranggapan ustad adalah sosok mulia yang mampu menyebarkan kebaikan ke banyak orang. Buku-buku tentang keagamaan habis dia lahap.