Candaan Airlangga ke Bahlil, Kunto: Tertawa-tawa, di Belakang Saling Menusuk
jpnn.com - JAKARTA - Pakar komunikasi politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo menanggapi candaan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto terhadap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia soal kursi saat para menteri berfoto bareng di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kunto Adi menilai terdapat banyak makna dari candaan Airlangga Hartarto tersebut.
"Soal Bahlil kemudian dibilang oleh Airlangga bahwa kursinya Kapolri saja diambil, ini 'kan konteks politik elite dan perebutan kekuasaan elite. Ini 'kan jadi kode untuk kita bisa memahami cara bercanda elite tersebut, yang pertama soal kursi, berarti jabatan," kata Kunto saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin (12/8).
Kunto berpendapat bahwa candaan Airlangga tersebut merujuk terhadap dinamika yang terjadi di Partai Golkar.
Airlangga melalui video rilis pada hari Minggu (11/8) mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Golkar.
"Kedua, soal berani diambil, menurut saya itu sindiran Airlangga kepada Bahlil, terutama setelah Airlangga harus mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ujarnya.
Walaupun demikian, saat ditanyai mengenai komunikasi politik antara Airlangga dan Bahlil tersebut apakah menunjukkan hubungan yang cair, dia mengatakan bahwa tidak bisa menafsirkan baik atau buruknya hubungan antara kedua tokoh Partai Golkar tersebut dari satu candaan di IKN saja.
"Kalau soal apakah ini cair dan enggak cair, ya, para politikus ini 'kan punya panggung depan dan panggung belakang kayaknya ya. Di depan bisa jadi seperti sahabat yang tertawa-tawa, tetapi di belakang bisa saling menusuk," jelasnya.