Capres Harus Bervisi Ekonomi yang Kuat
jpnn.com - JAKARTA - Pemimpin Indonesia Periode 2014-2019 haruslah memahami perekonomian nasional dan global, meneruskan sekaligus memperbaiki kepemimpinan yang sebelumnya. Hal itu penting karena isu kesejahteraan rakyat dan ekonomi adalah isu yang paling utama.
Pernyataan ini disampaikan Koordinator Nasional Gita Indonesia, Reza Fahlevi. Kata dia, presiden yang akan menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya pemahaman secara menyeluruh mengenai ekonomi, tidak hanya secara teori tapi juga praktik.
“Kenapa harus capres yang betul-betul paham ekonomi, baik teori maupun praktik? Karena saat ini banyak capres berlatar belakang politik dan keamanan. Butuh pemimpin yang tak hanya mengerti ekonomi, tapi pemimpin yang paham sekaligus berani membela ekonomi rakyat,” ujar Levi di Jakarta, Rabu (26/3).
Selain tuntas dalam ekonomi, pemimpin tersebut harus pula mampu menertibkan birokrasi dan berintegritas anti-korupsi. Dua hal tersebut adalah musuh pembangunan ekonomi rakyat.
“Jika sudah memiliki semua kriteria itu, faktor usia yang masih tergolong muda semakin melengkapi semuanya. Mengutip pernyataan mantan presiden BJ Habibie dalam berbagai kesempatan beliau mengatakan, Soekarno dan Soeharto saat menjadi presiden juga masih dalam usia muda. Hanya presiden muda yang akan bisa membawa perubahan,” tegas Levi sembari mengatakan mendukung Gita Wirjawan sebagai calon presiden.
Sementara itu, pengamat politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), Nurfahmi Budi Prasetyo menilai peluang Gita dalam Pilpres 2014 tergantung dari keputusan Ketua Umum Partai Demokrat SBY. "Karena bagaimana pun juga kembali lagi kepada keputusan Ketua Umum SBY,” jelas Fahmi.
Senada dengan Levi, Fahmi juga menganggap capres berwawasan ekonomi dibutuhkan oleh Indonesia. “Nah masalahnya kemudian, sejauh mana aspek ini menjadi pertimbangan utama SBY atau tidak? Mengingat ke depan isu utama yang harus dihadapi Indonesia dalam menghadapi era globalisasi adalah isu kompetisi ekonomi,” katanya. (jpnn)