Cara Ratri Menerima Kenyataan Sungguh Luar Biasa
Meski begitu, dia sempat meminta mantan suaminya itu untuk tes HIV/AIDS sebelum ke pelaminan.
”Tapi, dia menolak. Alasannya, dia sudah pernah tes dan hasilnya negatif. Hanya, setiap kali aku minta kopi hasilnya, dia selalu berkelit,” papar Ratri, yang akhirnya menikah dengan pria yang dirahasiakan namanya itu pada 2003.
Bahtera rumah tangga yang semula diimpikan indah oleh Ratri itu ternyata hanya ilusi. Tabiat asli sang suami muncul lagi.
Dia kasar serta pencemburu berat dan penganggur. Bila marah, dia tidak segan-segan untuk memukul istrinya.
”Waktu kehamilanku jalan tujuh (bulan, Red), aku merasa suamiku pakai (narkoba, Red) lagi. Karena ada bekas suntikan baru di tangannya. Tapi, ketika aku tanya, dia malah marah dan kami berantem. Dia nendang aku sampai jatuh. Akhirnya, air ketubanku bocor. Pas tujuh bulan, dokter bilang supaya bayiku dikeluarkan. Jadi, ya putriku lahir prematur,” papar Ratri.
Bukannya sadar, setelah kejadian itu, suami Ratri tidak berubah. Malah perangai kasarnya menjadi-jadi.
Puncaknya, perempuan kelahiran 11 Januari itu disiram air mendidih hanya gara-gara ingin menghadiri acara reuni SMA. Saat itulah kesabaran Ratri sudah habis.
”Sebenarnya saat itu aku masih berusaha bersikap tenang. Habis disiram, aku bersihkan baju dan mukaku, terus berangkat kerja. Namun, sampai di kantor, aku langsung telepon pembantu untuk beresin barang-barangku sama barang anakku,” tutur Ratri.