Catat, Morotai Juga Punya Tanjung Gorango
Setiap orang yang datang ke sini harus membawa bekal cukup; makanan, minuman, dan bahan bakar. Tidak ada penjual kebutuhan dasar di sepanjang perjalanan, karena penduduk sangat jarang.
Gorango adalah kata dalam bahasa setempat yang berarti hiu. Jadi, Tanjung Gorango adalah Tanjung Hiu. Namun, menurut penduduk setempat, tidak pernah ada kabar orang disantap hiu saat berenang.
Hamparan pasir pantai Tanjung Gorango sedemikian luas dan panjang. Butiran pasir tidak terlalu halus, tapi cukup bikin betah siapa pun berguling-guling di atasnya.
Ombaknya tidak terlalu tinggi, tapi cukup untuk peselancar pemula bermain sepuas hati. Tidak ada tempat berteduh karena pantai belum tergarap serius sebagai tempat wisata, namun rimbuh pepohonan sangat membantu wisatawan berlindung dari terik matahari.
Tanjung Gorango dipadati wisatawan lokal hanya sekali dalam setahun, yaitu saat libur Idulfitri. Terakhir, saat libur Idulfitri 2016, Tanjung Gorango kebanjiran wisatawan dari sekujur Pulau Morotai.
Zainal Kharie, warga Morotai Selatan mengatakan, berkunjung ke Tanjung Gorango saat Idulfitri seakan telah menjadi ritus penduduk muslim Morotai. "Hampir setiap tahun kami ke sini," katanya.
Menurut Kharie, wisatawan lokal datang dalam kelompok kecil ataupun besar. Kelompok kecil terdiri dari satu atau dua keluarga, Biasanya datang membawa mobil pribadi.
Sedangkan kelompok besar adalah masyarakat satu kampung yang biasanya datang dengan truk terbuka atau angkutan umum yang disewa. "Tanjung Gorango adalah destinasi primadona warga Morotai," kata Kharie.