Catatan Akhir Tahun 2020, Merawat Kehidupan di Sela Duka dan Kerusakan Pandemi Covid-19
Oleh: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RIAlokasi anggaran untuk klaster UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) tercatat Rp 114,81 triliun, dan realisasinya sudah mencapai Rp 96,61 triliun atau 84,1 persen.
Satgas PEN juga mengalokasikan anggaran untuk menyokong sektor pendidikan yang menerapkan proses pembelajaran jarak jauh, serta menjaga kesejahteraan tenaga pendidik, utamanya
komunitas guru dan dosen non-PNS atau honorer.
Semua upaya ini, selain menggambarkan penderitaan banyak orang yang tidak terinfeksi Covid-19, juga menjadi penjelasan tidak langsung tentang adanya ragam kerusakan akibat pandemi
Covid-19.
Walaupun terbilang sangat mahal, inisiatif negara memberi perlindungan sosial, merawat sektor kesehatan dan pendidikan hingga insentif bagi sektor bisnis dan UMKM harus direalisasikan
untuk dua tujuan yang ideal dan strategis, yakni merawat dan memastikan kehidupan tetap berlanjut, dan dengan stabilitas nasional yang tetap terjaga kendati kehidupan segenap warga
bangsa masih berselimut pandemi Covid-19.
Rampungnya uji coba vaksin corona dan persiapan vaksinasi di beberapa negara memang memberi harapan.
Namun, kesedihan dan takut akan pandemi Covid-19 dipastikan berlanjut setidaknya hingga paruh pertama 2021 akibat ketidakseimbangan antara kapasitas produksi vaksin corona dengan
kebutuhan dunia.
Dengan mengacu pada total populasi dunia yang 7,8 miliar jiwa, minimal dibutuhkan 16 miliar dosis vaksin corona, sedangkan kapasitas produksi global hingga 2021 diperkirakan hanya 8,4
miliar dosis.
Kebutuhan riil minimum Indonesia akan vaksin corona juga cukup besar. Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai 268,5 juta jiwa, maka kebutuhan riil minimum akan vaksin corona
adalah 350 juta dosis vaksin.