Catatan Dahlan Iskan tentang Strategi Merebut Hati dan Mengisi Perut di Golden Triangle (4)
Terinspirasi Kualitas Kopi dari Luwak Brrruuuttt....Sabtu, 17 Januari 2009 – 08:29 WIB
Upaya menyejahterakan petani kopi belum berhenti di sini. Khun Chai tidak mau kalau rakyat menjual kopi mentah. Petani harus memprosesnya dan bahkan mengolahnya. ''Harga kopi mentah cuma 0,5 dolar per kg. Kalau sudah dikeringkan, harganya langsung naik menjadi 2 dolar per kg. Dan, kalau sudah dibuat bubuk yang dijual dalam kaleng, bisa mencapai 20 dolar per kg,'' ujar Khun Chai. ''Karena itu, kami membuat pabrik kopi agar bisa menjual kopi dalam bentuk sudah jadi bubuk,'' tambahnya. Mereknya juga Doi Tung. Kopi Doi Tung akan dipromosikan secara besar-besaran sebagai kopi luwak Thailand.
Langkah berikutnya adalah mendirikan dan memperluas kafe ''Kopi Doi Tung'', semacam Starbucks. ''Kopi, kalau sudah di kafe, bisa laku 100 dolar per kg. Bandingkan dengan hanya 0,5 atau 2 dolar per kg di tangan petani,'' tegasnya. Khun Chai bertekad, dengan melakukan penjagaan atas kualitas yang keras, bisa menjadikan kopi Doi Tung mengalahkan kopi apa pun yang menguasai kafe saat ini. Termasuk di Starbucks sekalipun.
Macadamia Doi Tung, kopi Doi Tung, dan sayur bebas kimia Doi Tung belum cukup. Masih ada perkebunan teh yang juga dikelola dan diolah dengan pemikiran yang sama. Jadilah teh Doi Tung.