Cegah Eks TKI di Suriah Berangkat Lagi, Mas Nusron Pilih Cara Ini
jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid mengungkapkan, konflik di Suriah telah berimbas pada warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal dan bekerja di negeri yang beribu kota di Damaskus itu. Menurutnya, pemerintah Indonesia sejak 2011 silam telah merepatriasi lebih dari 7800 WNI yang mayoritas tenaga kerja Indonesia (TKI) di Suriah untuk dibawa pulang ke tanah air.
Namun, upaya untuk membawa pulang TKI yang bekerja di Suriah bukanlah urusan mudah. Nusron mengatakan, saat ini saja masih ada 90 TKI yang terpaksa ditampung di KBRI Damaskus. “Mereka menunggu dipulangkan," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/9).
Menurutnya, ada hambatan bagi TKI yang hendak meninggalkan Suriah. Sebab, mereka diharuskan membayar tunggakan asuransi terlebih dulu sebelum mengantongi exit permit untuk meninggalkan Suriah.
Baca juga: BNP2TKI Optimalkan Upaya Cegah TKI Eks Suriah Berangkat Lagi
Karenanya, perlu ada pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dengan Suriah. "Kewajiban membayar tunggakan itu perlu ditangani lebih serius melalui pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dan Suriah," tandasnya.
Total, sampai saat ini sudah 7.827 WNI yang direpatriasi dari Suriah sejak 2011. Namun, kini juga ada persoalan lain. Yakni penyediaan lapangan kerja sekaligus mencegah mereka balik lagi ke Suriah melalui jalur ilegal.
Menurutnya, jika sampai ada WNI masuk ke Suriah untuk bekerja maka langsung dianggap sebagai korban tindak kejahatan korban perdangangan manusia atau trafficking in person. Karena itu untuk mencegah TKI ilegal ke Suriah, BNP2TKI telah menggelar sejumlah pelatihan kewirausahaan.
Pelatihan itu melibatkan banyak pihak termasuk akademisi, praktisi bisnis, kalangan industri, lembaga keuangan, hingga lembaga swadaya masyarakat. "Kami sudah siapkan program kewirausahaan untuk beberapa sektor seperti ketahanan pangan, jasa, ekonomi kreatif dan pariwisata," kata Nusron.(ara/JPNN)