Cegah Stunting, Wakil Bupati Minta Desa Siapkan Anggaran
“Kalau keluarga tidak berdaya secara ekonomi, tidak bisa beri asupan gizi dengan baik, akhirnya muncul kasus stunting. Tetapi, ada juga kami temukan yang kemampuan ekonomi tinggi, malah terjadi stunting. Ini penyebabnya perilaku pola asuh,” kata Suratanaya.
Menurutnya, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya intervensi, bapik spesifik maupun sensitif. Penanganan spesifik, yakni pemberian asupan gizi langsung pada bayi dan balita.
Sementara penanganan spesifik adalah pengentasan kemiskinan dan edukasi pola asuh yang melibatkan berbagai sektor.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra mengatakan pemerintah telah melakukan penanganan sejak 2017 silam.
Pihaknya terus mengedepankan upaya pencegahan, dengan mengoptimalkan peran posyandu di banjar-banjar.
Wabup Sutjidra pun meminta mulai tahun depan kepala desa mengalokasikan anggaran untuk menekan munculnya kasus stunting.
Alokasi anggaran itu terdiri dari penyediaan asupan gizi bagi ibu hamil dan balita, upaya ekonomi produktif untuk peningkatan taraf hidup masyarakat miskin, serta pemberdayaan dan edukasi pola asuh pada orang tua.
“Ini harus dilakukan sejak dini. Malah pasangan-pasangan yang baru menikah itu perlu konseling pada petugas kesehatan, supaya bisa mencegah stunting. Termasuk melakukan deteksi dini kesehatan jani dan bayi,” kata Sutjidra.(radar bali/eps/mus/JPR)