CEO Commitment Arief Yahya
Bahkan, pariwisata dijadikan core economy bagi Republik ini ke depan, karena komoditas yang paling sustainable, paling menyentuh ke level bawah masyarakat dengan share economy, dan performance setiap tahunnya menanjak, hanya pariwisata. Minyak dan gas bumi, batu bara, kelapa sawit terus merosot.
Dengan komitmen Presiden tersebut, maka seluruh Kementerian dan Lembaga mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata, terutama di sepuluh destinasi prioritas yang biasa kita sebut dengan istilah sepuluh “Bali Baru”.
Di pusat, pariwisata sudah menjadi leader di beberapa program yang menyangkut infrastruktur, transportasi, BUMN, Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Apa saja yang diputuskan presiden langsung ditindaklanjuti di level kementerian secara incorporated.
Inilah yang juga harus terjadi di daerah, terutama yang punya potensi wisata, dan sudah menempatkan diri sebagai destinasi wisata. Apakah masih ragu? Sehingga enggan melangkah?
Kita patut bangga dengan komitmen Presiden pada pariwisata. Presiden Jokowi terus mendorong upaya untuk memoles destinasi wisata unggulan di Indonesia. Presiden sendiri yang turun menjadi endorser terhebat pariwisata kita. Sehingga semuanya menjadi jauh lebih mudah, lebih cepat, dan lebih baik,
Berkat komitmen penuh dari Presiden, untuk memudahkan wisatawan mancanegara masuk Indonesia, pemerintah telah menyediakan fasilitas bebas visa. Kita telah memfasilitasi 169 negara sebagai penerima bebas visa, dari semula hanya 15 negara.
Dampak kebijakan ini sangat kita rasakan manfaatnya. Tahun pertama sejak pemberlakuan Bebas Visa Kunjungan itu, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia naik dramatik, mencapai 20%.
Karena itu harus ada spirit Indonesia Incorporated. Negara ini hanya akan dapat memenangkan persaingan di tingkat regional dan global apabila seluruh Kementerian/Lembaga sampai ke CEO Commitment daerah yang ada bersatu-padu untuk fokus mendukung core business yang telah ditetapkan.