Cerdas di Era Digital, Masyarakat Harus Ikuti Arus Perubahan Menuju Digitalisasi
jpnn.com, JAKARTA - Di era saat ini masyarakat harus bisa mengikuti arus perubahan menuju digitalisasi.
Bukan hanya karena terpaksa, tetapi, juga merupakan kebutuhan dalam proses adaptasi terhadap kebiasaan baru.
Wakil Ketua DPR Lodewijk F Paulus mengatakan dalam menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi, fleksibel, kreatif, paham teknologi, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis.
“Era digital adalah zaman di mana teknologi digital telah merubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. Jika kita tidak ikut berubah, bukan hanya ketinggalan, tetapi akan menjadi kesulitan tersendiri. Di sinilah pentingnya literasi dengan mau terus belajar,” tutur Lodewijk dalam webinar literasi digital bertema “Menjadi Cerdas di Era Digital” yang digelar Ditjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Komisi I DPR, Selasa (2/2).
Tantangan menjadi generasi cerdas digital, kata Lodewijk bukan hanya memahami teknologi, tetapi juga menggunakan kecerdasan untuk memilih pemimpin yang berkomitmen pada keadilan, integritas, dan kemajuan.
"Karenanya, Pemilu 2024 yang akan kita hadapi merupakan panggung dimana generasi ini dapat membuktikan bahwa pribadi yang cerdas dan bijaksana dapat membentuk masa depan yang cerah," ujarnya.
Sementara itu, Praktisi Literasi Digital Prof Dodo Muktiyo menyatakan dalam menghadapi era industri 4.0 dan society 5.0 perlu ditekankan sedikitnya empat hal.
Pertama, literasi data, yakni kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital.