Cerita Bu Mega soal Jagonya di Pilkada Ditangkap KPK
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalaman pahit soal Pilkada Nusa Tenggara Timur (NTT) 2018. Kala itu PDIP mengusung Marianus Sae sebagai calon gubernur NTT yang berpasangan dengan Emilia J Nomleni.
Saat tahapan Pilkada NTT sudah berjalan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Marianus Sae. Ketika itu Marianus yang juga bupati Ngada terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK.
"Saya menjadi trauma ketika Pilkada NTT. Coba bayangkan, hanya tinggal beberapa hari, tahu-tahu yang namanya Marianus Sae langsung dinyatakan (tersangka, red)," ujar Megawati saat berpidato di kantor pusat partainya, Rabu (19/2) untuk mengumumkan nama 49 calon kepala daerah dari PDIP di Pilkada 2020.
Menurut Megawati, PDIP mendapatkan ketidakadilan akibat keputusan KPK menjerat Marianus. Seharusnya, kata Presiden Kelima RI itu, Marianus ditetapkan sebagai tersangka saat PDIP baru sebatas memberikan rekomendasi dukungan.
"Saya bilang pada KPU-nya, itu tidak fair. Bagaimana tinggal tiga hari atau berapa hari langsung saja diangkut dan itu pesanan. Ya, saya bilang yang fair, kenapa kalau memang mau anak-anak saya diambil, ya itu waktu sekarang ini (jauh sebelum hari pemilihan). Fair, ya, jangan ada pesanan," ujarnya.
Karena itu Megawati tak marah kepada Marianus yang menyandang status tersangka. Sebab, kata dia, tidak mudah bagi PDIP menjaring kader dalam waktu singkat untuk kemudian diusung di Pilkada NTT.
"Tahu enggak. Hampir dari mulut saya ini keluar keluar kata-kata kotor, karena saking jengkelnya saya. Dipikir enak saja, mencari orang. Saya tahan saja. Coba, jangan begitu, main yang fair-lah. Katanya Pancasila," tegas Megawati.(mg10/jpnn)