Cerita Erni, Guru Asal Sulbar yang Merasakan Manfaat Kurikulum Merdeka
Dia menyebutkan berbekal Kurikulum Merdeka, papar Erni, guru juga perlu menggali bakat dan minat siswa ketika memberikan pengajaran.
“Saya ikut Guru Penggerak dan belajar tentang filosofi Ki Hadjar Dewantara yang diaktualisasikan oleh Kurikulum Merdeka. Saya merasa adanya Kurikulum Merdeka membuat perbaikan mutu pendidikan,” tukas Erni.
Terakhir, Erni menyampaikan terima kasihnya kepada Nadiem Makarim yang membawa terobosan transformasi pendidikan di Indonesia lalu berharap agar Kurikulum Merdeka dapat terus dilanjutkan sebab sesuai dengan keadaan kini untuk menyelesaikan sejumlah persoalan pendidikan.
Pelaksanaan Kurikulum Merdeka terbatas mulai dilaksanakan pada 2021 di Sekolah Penggerak di 111 kabupaten/kota se-Indonesia.
Setahun kemudian, dimulai implementasi Kurikulum Merdeka untuk Jalur Mandiri. Data Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) Kemendikbudristek menyebutkan saat ini sudah lebih dari 300.0-00 sekolah, termasuk lebih dari 6 ribu sekolah di daerah tertinggal, sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.
Nadiem menjelaskan Kurikulum Merdeka memudahkan guru melakukan pembelajaran terdiferensiasi, mengasah bakat dan minat, serta menumbuhkan karakter murid secara lebih menyeluruh.
Kurikulum menjadi lebih ringkas dan fleksibel untuk bisa mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
“Dengan Kurikulum Merdeka juga untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dari negara-negara lain di dunia. Kurikulum merdeka merupakan transformasi pembelajaran yang penting untuk menghadapi situasi dunia yang terus berubah sesuai dengan perkembangan zaman,” kata Nadiem.