Cerita Keluarga Karim Dikepung Banjir, Bertahan di Atas Atap Melawan Dinginnya Hujan
Walakin, Karim tidak mau terus berdiam diri di atas atap. Dia berpikir bahwa anak, ibu, dan istrinya perlu segera dievakuasi.
Akhirnya, Karim nekat menceburkan diri ke air sekitar pukul 08.00 WIB. Dia berenang menuju pos evakuasi yang jaraknya 300 meter dari rumah ibunya. Saat berenang, tubuh Karim terbentur seng dan tembok rumah tetangga.
"Jadi, karena tim evakuasi lama, saya meluncur. Saya berenang untuk melapor ke RW bahwa di sana ada keluarga yang perlu dievakuasi karena banyak yang di gang rumah ibu saya yang memang belum dievakuasi," ucap dia.
Setalah susah payah, Karim sampai di pos evakuasi. Dia langsung meminta tim evakuasi dikerahkan menuju rumah ibunya. Dari situ, tim bergerak untuk membawa keluarga Karim ke pos pengungsian.
"Setelah saya lapor, baru tim SAR tahu, karena tanpa peran masyarakat, tim SAR enggak tahu," ungkap dia.
Sehari berselang, air di rumah ibu Karim surut. Karim pun berbenah sembari pasrah dengan datangnya banjir di kemudian hari. "Kalau banjir datang, ya, sudah. Mau bagaimana lagi? Cuma yang kemarin itu benar-benar mengagetkan," timpal dia. (mg10/jpnn)