Cerita Korban Longsor Brebres, Kematian Terasa Begitu Dekat
Tubuhnya ikut terseret lumpur longsor meski sudah berusaha menghindar.
”Saat saya lari, tubuh terdorong oleh pelepah pohon kelapa kering yang hanyut terbawa longsor. Karena takut tenggelam, saya berpegangan erat ke pelepah itu,” tuturnya.
Dia sudah tidak dapat lagi mengingat kondisi warga lain. Suami Tarmah itu mengaku pasrah terbawa arus lumpur. Sambil tetap berpegangan pada pelepah pisah.
Kematian terasa begitu dekat. ”Sempat tenggelam sampai sekeliling kelihatan gelap,” ucap Mulyono.
Setelah beberapa saat kemudian, arus mulai terhenti. Mulyono berupaya menuju tepian yang memiliki permukaan lebih tinggi dari tempatnya berada.
”Saya kira dangkal, ternyata sampai hampir tenggelam di situ. Saya nyaris putus asa karena tidak kuat lagi untuk mengangkat tubuh dari lumpur,” imbuhnya.
Namun, keberuntungan masih berpihak kepadanya. Lewat perjuangan keras, Mulyono akhirnya berhasil mencapai dataran lebih tinggi. Di situ dia terbaring sampai ditemukan warga yang melakukan pencarian.
”Saya sempat minum air sawah karena capek sekali,” imbuh Mulyono yang dirawat di Puskesmas Desa Bentar.