Chelsea vs Liverpool, Demi Tiket Liga Champions
jpnn.com - LONDON - Ambisi Liverpool untuk kembali ke pentas Liga Champions akan ditentukan dari tiga laga tersisa Premier League. Bertandang ke Stamford Bridge menantang Chelsea yang sudah memastikan gelar juaranya akan jadi ujian pertama penentuan jalan The Reds berebut tiket Liga Champions.
Pasalnya, hingga pekan ke-35 Liverpool masih terlempar dari empat besar yang notebene tiket menuju turnamen kasta pertama antar klub Eropa itu. Liverpool tercecer di peringkat kelima dengan menyisakan gap empat poin atas Manchester United di atasnya. Liverpool 61 dan United 65.
Sedangkan, untuk mengejar perolehan Manchester City atau Arsenal sudah mustahil bagi Steven Gerrard dkk. City dan Arsenal sama-sama mendapat 70 angka, atau sudah terpaut sembilan angka dan jelas susah dikejar dalam tiga laga yang tersisa.
Praktis, rat race kini tinggal melibatkan United dan Liverpool. Mencuri poin dari Chelsea jelas akan mempermudah langkah Liverpool. Setelah lawatan ke Stamford Bridge, anak asuhan Brendan Rodgers itu "hanya" melawan dua klub yang posisinya di bawah mereka. Melawan peringkat 12 Crystal Palace (16/5) dan posisi ke-10 Stoke City (16/5).
Di atas kertas, poin sempurna bisa diraup Liverpool. Terlepas dari hasil laga tandang United ke Crystal Palace tadi malam, tekanan lebih besar justru didapat Setan Merah pada pekan depan yang harus menjamu Arsenal. Liverpool bisa berharap United selip dari tiga laga tersisanya, termasuk di laga terakhirnya di kandang Hull City (24/5).
Untuk beradu cepat dengan United, Rodgers menyebut tidak mustahil anak asuhnya dapat melewati tiga laga dengan sempurna. "Ini nyata. Apabila kami bisa menuntaskan laga ini (melawan Chelsea, Red), maka jarak kami dan United akan dekat. Tapi, kami tidak mau terlalu jauh berpikir, masih ada tiga laga ke depan menanti kami," ujarnya, seperti yang dikutip dari Mirror.
Statistik pertemuan kedua klub ketika di London lebih berpihak kepada The Blues. Kali terakhir Chelsea kecolongan poin di kandang atas Liverpool adalah pada tiga musim lalu dengan skor 1-1. Sedangkan kekalahan terakhir di London terjadi empat musim silam, 1-2 untuk Liverpool.
Di luar misi membalikkan histori itu, tugas memperbaiki performa away Steven Gerrard dkk jauh lebih berat. Liverpool tanpa kemenangan dalam tiga laga terakhir, hanya sekali imbang dan sisanya tumbang. Hanya mencetak satu gol dan malah kebobolan sebanyak lima gol.