China Klaim 90% LCS, Filipina: Semua Sudah Berakhir!
jpnn.com, MANILA - Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin mengatakan bahwa pembicaraan mengenai eksplorasi energi bersama antara negaranya dan China di Laut China Selatan (LCS) telah dihentikan, dengan alasan kendala konstitusional dan masalah kedaulatan.
Kedua negara telah berdebat selama beberapa dekade mengenai kedaulatan maritim dan sejak 2018 berjanji untuk bersama-sama mengeksplorasi aset minyak dan gas di zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina.
"Kami telah melangkah sejauh mungkin secara konstitusional. Satu langkah maju dari tempat kami berdiri di tepi jurang adalah jatuh ke dalam krisis konstitusional," kata Locsin dalam pidatonya, Kamis.
"Tiga tahun berlalu dan kami belum mencapai tujuan kami untuk mengembangkan sumber daya minyak dan gas yang meski sangat penting untuk Filipina, tidak mungkin ditukar dengan kedaulatan; bahkan tidak satu partikel pun," ia menegaskan.
Tidak jelas kapan keputusan itu diambil. Kedutaan China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Filipina, yang sangat bergantung pada impor bahan bakar, kesulitan menemukan mitra asing untuk membantu mengeksploitasi cadangan energi lepas pantainya karena klaim China yang tumpang tindih.
Putusan arbitrase internasional 2016 memperjelas bahwa Filipina memiliki hak berdaulat untuk mengeksploitasi cadangan energi di dalam 200 mil ZEE.
Namun, China yang mengklaim sekitar 90 persen Laut China Selatan sebagai wilayahnya, telah menolak untuk mengakui keputusan itu.