Cina Padang, Berbahasa Minang Logat Mandarin
Rabu, 07 Desember 2011 – 20:30 WIB
Lebih lanjut, Erniwati mengungkap karakteristik pemukiman Cina Padang yang dikenal dengan "Kampung Pondok", yang memiliki arsitektur yang hampir sama ditemukan dengan perkampungan Cina di kota-kota lainnya di Indonesia. Bercirikan arsitektur Cina dengan rumah toko (ruko) yang berjejer di kiri-kanan jalan, dilengkapi sarana agama, budaya, sosial dan ekonomi, seperti halnya klenteng See Hien Kiong, rumah marga dan perkumpulan sosial budaya dan kematian serta pasar Tanah Kongsi.
"Yang menarik dari Kampung Pondok, berkembangnya 'bahasa Pondok' dan budaya Cina yang terlihat melalui perkumpulan sosial, budaya dan kematian HTT dan HBT sebagai salah satu ciri identitas mereka. Bahasa Pondok menjadi salah satu ciri khas etnis Cina Padang. Perpaduan bahasa Indonesia dan bahasa Minang dengan logat Mandarin memberikan fenomena tersendiri di kalangan etnis Cina Padang yang 90 persen tidak bisa berbahasa Cina lagi. Paling hanya untuk ungkapan sosial tertentu saja seperti 'tuako, jiko, shako, ii, cici dan koko," kata Erniwati.
Era reformasi kata Erniwati, memberikan ruang pada masyarakat sipil termasuk etnis Cina untuk menyuarakan pendapat dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dalam konteks politik rezim yang berubah ini, respon etnis Cina juga mengalami pergeseran dari keterasingan hukum menjadi masyarakat yang terbuka.