Couleur de la Vie untuk Batik Lasem
jpnn.com - Batik masih menjadi primadona industri fashion tanah air. Apalagi, sejak diakui PBB sebagai warisan budaya dunia. Hingga kini beragam fashion show batik digelar. Tujuannya tentu untuk semakin menunjukkan pesona keindahan dari beragam corak kain tradisional tersebut.
Terbaru, bertempat di lobi utama ITC Mal Surabaya, dihelat event rutin tahunan bertajuk 7th Batik Fashion Festival. Lebih dari 15 desainer APPMI Jatim ikut ambil bagian. Salah satu karya yang banyak mendapat respon positif dari pengunjung adalah milik fashion designer Dyan Nugra.
Mengangkat tema Couleur de la Vie, Dyan menggunakan batik lasem sebagai bahan utama karyanya. ”Sesuai dengan tema yang berarti warna kehidupan, batik Lasem memiliki warna yang beragam dan berani. Cocok diaplikasikan untuk masyarakat Indonesia yang heterogen dan berkulit tropis,” katanya.
Inspirasi warna berasal dari warna alam, seperti pelangi, tanah, langit, laut, dan sinar mentari.
Tak hanya warna, corak batik Lasem yang kebanyakan tumbuhan dirasa Dyan sejalan dengan karya yang dia ciptakan.
”Saya memang ingin menggambarkan harmoni yang selaras antara alam dan manusia. Jadi, karya ini juga salah satu wujud syukur pada Sang Pencipta yang sudah menciptakan banyak keindahan untuk dinikmati,” jelas desainer yang baru saja meramaikan event Indonesia Fashion Week (IFW) 2016 itu.
Agar semakin indah, Dyan memadukan dengan beragam bahan lain seperti satin duchess, cotton, tule dan sentuhan embroidery serta Swarovski.
Total ada lima karya yang dia tampilkan dalam event itu. Semuanya dipersiapkan hanya seminggu saja. ”Permintaan cukup mendadak. Untungnya, inspirasi sudah disimpan di otak sejak jauh-jauh hari. Jadi, ketika diminta untuk mencipta karya, ya tinggal menuangkannya saja,” jelas dia.