COVID-19 Terlalu Brutal, Israel Terpaksa Lockdown Total
jpnn.com, TEL AVIV - Menurut Menteri Dalam Negeri Israel Aryeh Deri, pemerintah akan memutuskan tanggal dimulainya penutupan itu pada Kamis (10/9).
Penambahan harian kasus virus corona di Israel baru-baru ini hampir mencapai angka 3.000, sementara jumlah kasus kematian sudah menembus angka 1.000 pada Sabtu, tepatnya 1.007.
Ronni Gamzu, manajer proyek COVID-19 Israel, mengatakan dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (3/9) bahwa penyebaran pandemi itu di banyak kota dan wilayah Israel belum berhasil dikendalikan.
Sebelum memberlakukan penutupan secara penuh, Israel pada Senin (7/9) akan menerapkan penutupan lokal di sejumlah lokasi yang mencatat angka morbiditas tertinggi dan dikategorikan sebagai zona "merah" sebagai bagian dari program "lampu lalu lintas" barunya.
Dalam program ini, seluruh pemerintah daerah di Israel dibagi ke dalam empat kategori warna, yaitu merah, oranye, kuning, dan hijau, berdasarkan angka morbiditas agar aturan pembatasan COVID-19 yang terpisah dapat diterapkan.
Namun, akibat lonjakan angka morbiditas, pemerintah berniat memberlakukan penutupan secara penuh, termasuk di lokasi-lokasi yang masuk dalam kategori hijau dengan angka morbiditas terendah.
"Tidak ada yang bisa menghindari lockdown penuh," ujar Deri dalam wawancara televisinya.
"Krisis ekonomi ini sangat buruk, tetapi tidak ada yang berhasil menurunkan angka (morbiditas) dengan metode lain," lanjut dia. (xinhua/ant/dil/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini: