Crashing Season 2: Mengintip Sisi Kelam Kehidupan Komika
Jangankan dibayar, Pete malah lebih sering harus membayar untuk bisa tampil di panggung. Paling tidak, dia harus mengikuti aturan ’’two drinks minimum’’ seharga sekitar USD 20 (setara Rp 265 ribu). Sang istri yang menanggung segala kebutuhan sehari-hari pun bosan dengan kondisi tersebut dan meninggalkan Pete.
Sendirian, Pete menyelami kehidupan komika yang kelam. Dia menumpang tinggal di rumah sesama komedian, berusaha mendapatkan job yang setidaknya bisa untuk membiayai hidup sepekan mendatang.
Mobil diderek, ditodong di stasiun bawah tanah, hingga diminta Jessica membantu mengemas barang sebelum sang istri pindah bersama pacar barunya mewarnai perjalanan Pete di season pertama.
Season kedua, nasib Pete sedikit membaik. Luka hatinya sedikit terobati setelah bertemu Ali. Sama-sama berprofesi sebagai komika, mereka cepat cocok, lantas berpacaran.
’’Ali membawa pengaruh positif buat Pete. Dia mendorong Pete untuk mencoba berbagai panggung alternatif,’’ ungkap Pete.
Musim ini dia memang berupaya mengeksplorasi panggung-panggung komika di luar kelab. ’’Kadang-kadang setting-nya cuma di laundromat. Spontan saja ada yang menaruh mikrofon di tengah ruangan dan tiba-tiba kita sudah menggelar show. Gratis,’’ jelas Pete.
’’Komedian besar seperti John Mulaney, Eugene Mirman, atau Demetri Martin merupakan produk dari panggung-panggung spontan seperti itu,’’ tambah pria 38 tahun itu.
Di season pertama, kisah kawin muda dan ditinggal selingkuh oleh istri diambil dari kisah pribadi Pete. Kali ini, berusaha move on dan berpacaran dengan sesama komedian juga diilhami dari perjalanan Pete.