CSIIS Sebut Erick Thohir Titik Sengkarut PKB-PBNU
Menurutnya, PKB yang pernah merasakan manisnya bekerja sama dengan ET, keberatan ditinggalkan dan itu menjadi-jadi setelah hubungan PKB-PBNU mengeras setelah Muktamar Lampung 2021.
"Sebaliknya, PBNU menservis habis-habisan Erick Thohir. Hal dimulai dari ritual pembaretan dalam Diklatsar Banser, hingga puncaknya penunjukkan ET sebagai Ketua Panitia peringatan satu abad NU," tuturnya.
Rofiq juga menilai baik PKB, PBNU, dan Erick Thohir bisa jadi saling tahu sikap politik sejati masing-masing. Meski terbaca oleh publik adalah sikap politik PKB yang "anti Erick Thohir", tetapi dia juga merasa "dijauhi" PBNU.
"ET yang sangat berkeringat pada momen peringatan satu abad NU, seakan habis manis sepah dibuang. PBNU selalu berlindung di balik sikap apolitis: NU bukan parpol, tidak bisa mencalonkan," jelas Rofiq.
Dia juga menjelaskan sebagai anak ideologis Jokowi, Erick Thohir tampaknya tidak risau oleh sikap PKB maupun PBNU, justru seakan membiarkan.
"Bisa saja Erick Thohir menggertak dengan mencabut aliran 'listrik' dan 'air' PBNU atau bahkan lebih dari itu. Sementara, ke PKB bisa saja dengan nabok nyilih tangan, pinjam tangan orang lain untuk menghantam," kata Rofiq.
Rofiq menilai ada dua cara untuk memutus sengkarut PKB, PBNU, dan Erick Tohir.
"Pertama, baik PKB maupun PBNU menghentikan ambisi para gus dan mengembalikan urusan Pilpres 2024 ke para kiai. kedua, pengembalian mandat dari para gus kepada para kiai ini dilakukan agar tidak terjadi rebutan Erick Thohir," pungkas Rofiq.(mcr8/jpnn)