Cuaca Buruk, Penyeberangan Jawa-Bali Jadi Sering Buka Tutup
jpnn.com, GILIMANUK - Layanan penyeberangan Jawa-Bali antara Ketapang dan Gilimanuk pada Minggu (3/12) sore ditutup. Penyebabnya adalah hujan deras disertai angin kencang dan kabut ebal di Selat Bali yang membuat feri tak bisa beroperasi.
Penutupan penyeberangan di Selat Bali didahului mendung tebal disertai petir. Tidak lama kemudian hujan deras turun disertai angin sehingga menimbulkan kabut di Selat Bali.
Kabut tersebut membuat selat antara Pulau Jawa dan Bali itu menjadi gelap sehingga jarak pandang nakhoda sangat terbatas. Dengan kondisi jarak pandang yang sangat terbatas, nakhoda kesulitan mengarahkan kapal dan sangat berisiko pada terjadinya tabrakan.
Tidak mau menanggung resiko, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP) atau syahbandar Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk sepakat untuk menutup sementara penyeberangan mulai pukul 18.20 waktu Indonesia tengah sampai cuaca buruk berlalu. Kondisi Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali juga makin gelap karena listrik padam.
Seperti penutupan sebelum-sebelumnya, untuk memperkecil risiko maka semua nakhoda diminta untuk mengarahkan kapal ke pelabuhan terdekat atau mencari tempat mengapung yang aman. Sementara kapal yang sudah selesai muat tetap menunggu di dermaga.
Sedangkan pengguna jasa penyeberangan harus rela menunggu hingga kondisi kondusif dan pelabuhan dibuka lagi. “Syahbandar memutuskan menunda sementara penyeberangan karena hujan deras yang membuat jarak pandang terbatas,” ujar Manajer Usaha PT ASDP Indonesia Ferry Unit Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahono.
Setelah setengah jam hujan mulai mereda dan selat Bali mulai terang. Jarak pandang juga mulai bagus sehingga UPP atau Syahbandar pukul 18.55 penyeberangan kembali dibuka.
Kapal-kapal yang sedang mengapung kemudian melanjutkan pelayaran. Sedangkan kapal yang sudah selesai muat langsung berlayar.