Cuma Andalkan Jembatan Barelang, Batam Butuh Destinasi Wisata Baru
jpnn.com, BATAM - Sektor pariwisata belum berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Batam. Untuk perjalanan satu kali ke Batam, wisman asing hanya menghabiskan 250 Dolar Singapura.
Nilai tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan tujuan wisman lainnya di Indonesia, yakni Bali.
"Untuk Batam masih jauh di bawah Bali. Di Bali dalam satu kali perjalanan mampu menghabiskan 500 Dolar Amerika lebih,” kata Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam, Ngui Teliana, Rabu (10/5) di kantor Kadin Kota Batam.
Rendahnya angka tersebut disebabkan rendahnya tingkat menginap dari para wisman asing tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, wisman asing dan domestik hanya menginap paling lama adalah 1,65 hari di hotel berbintang pada Desember 2016.
Nilainya terus menurun dibanding November yang sebesar 1,73 hari dan Oktober sebesar 1,74 hari. "Jika dilihat dari jumlah wisman, tidak ada yang menginap lama (longstay). Dua pertiganya hanya datang kemudian kembali ke negaranya. Hanya sepertiga yang menginap, itupun tak lama," jelasnya.
Apa yang menyebabkan hal tersebut? Akademisi sekaligus pengamat kebijakan ekonomi dari Universitas Putera Batam, Gita Indrawan mengatakan pengembangan destinasi wisata di Batam seakan berjalan di tempat.
"Pengembangan destinasi wisata kita itu-itu saja. Destinasi wisata untuk wisman hanya belanja di mall. Wisman jadi cepat bosan," katanya.
Batam kata Gita Indrawan mendapatkan target untuk menjaring 1,8 juta wisman dari Presiden Jokowi.