Cuma Porto yang Senang Ketemu Liverpool di 8 Besar, Tahu Kenapa?
jpnn.com, LIVERPOOL - Liverpool kembali bertemu FC Porto di Liga Champions. Musim lalu, The Reds sukses menciptakan banyak gol di panggung kompetisi antarklub paling bergengsi di dunia ini; 41 gol atau rata-rata 3,2 gol per laga. Lima gol di antaranya terjadi saat melawan Porto di 16 Besar.
Musim ini Jordan Henderson dkk baru mampu mendulang 12 gol dari delapan laga. Atau rata-rata mencetak 1,5 gol per laga. Nah dengan penurunan produktivitas itu, bisakah Liverpool membantai Porto lima gol lagi dalam leg pertama perempat final di Anfield, Liverpool dini hari nanti WIB?
Winger Liverpool Sadio Mane jadi pemain paling antusias menyambut Porto. Sebab, dia jadi pencetak hat-trick saat pembantaian di Do Dragao kala itu. Hat-trick pertama Mane selama main di Liga Champions. ''Itu momen terhebat dan salah satu malam terhebatku sebagai pemain sepak bola. Malam itu yang selalu ingin saya ulangi,'' koar Mane, dikutip situs resmi UEFA.
(Anda Rugi Kalau Belum Baca yang Ini: Gol-Gol Terbaik di 8 Besar Liga Champions)
Mane musim ini juga merasakan situasi yang sama dengan produktivitas Liverpool. Tiga gol dalam delapan laga pertama, tidak segila dengan tujuh golnya dalam jumlah laga yang sama dalam Liga Champions musim lalu. ''Kami musim lalu bermain lebih sebagai sebuah tim. Kami juga kuat dalam berbagai level. Baik saat menyerang atau bertahan,'' sebut winger kiri 26 tahun itu, membandingkan Liverpool musim lalu dan musim ini di Liga Champions.
Meski begitu, pemain timnas Senegal itu meminta rekan-rekannya tak menganggap sang lawan bakal semudah seperti musim lalu. ''Terlalu berpatokan pada apa yang terjadi musim lalu, itu kesalahan terbesar kami. Musim lalu hanya musim lalu. So, kami harus bisa melupakannya,'' pinta Pemain Terbaik Liverpool musim 2016 – 2017 itu.
Ingat ucapan mantan treinador Porto Jose Mourinho atau warning yang dilontarkan oleh asisten pelatih Liverpool, Pepijn Lijnders. Dikutip situs This Is Anfield, Ljinders yang pernah di Porto sebagai pelatih akademi selama tujuh tahun sangat mengerti situasi di PortoGaia, sebutan kamp latihan Porto.
Terlebih setelah mereka diputuskan harus bertemu kembali dengan Liverpool pada ajang perebutan Si Kuping Lebar. ''Hanya mereka (Porto) yang menginginkan kami pada fase delapan besar,'' ungkap Ljinders, kepada The Times. ''Semua klub ingin menghindari kami. Tetapi, Porto sudah sangat ingin melawan kami. Saya tahu karena saya paham mentalitas mereka,'' lanjutnya.