Cumulonimbus dan SMPN 1 Turi Sleman
jpnn.com, SLEMAN - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati prihatin dengan insiden susur Sungai Sempor dalam kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi Sleman yang terjadi Jumat (21/2) sore.
Dwikorita menyayangkan kelalaian dari pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut, yang tidak memperhatikan kondisi cuaca saat itu.
Dia menegaskan, BMKG melalui Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati selalu melakukan monitoring cuaca dan peringatan dini secara berkala yang informasinya bisa diakses seluruh masyarakat.
“Kami sangat prihatin kejadian ini karena peringatan dini (Jumat) itu sudah disampaikan pada pukul 13.15. Sudah ada teknologi, informasi yang disebar luaskan melalu berbagai media, bisa bertanya melalui telepon,” tutur Dwikorita seperti dikutip dari Radar Jogja.
“Sebetulnya tiga hari sebelumnya juga sudah ada peringatan dini, diulang setiap hari. Paling dekat dengan kejadian itu peringatan dini pada pukul 13.15,” imbuhnya.
Dwikorita menjelaskan, saat itu lokasi kejadian cuaca memang masih mendung. Namun, dari radar cuaca terlihat ada awan cumulonimbus (CB) yang siap masuk wilayah Kabupaten Sleman. Saat itu berlaku pukul 13.45 sampai 15.45.
“Terdeteksi ada awan CB menggantung masih di luar DIY, tetapi diprediksi dalam waktu kira-kira setengah jam akan masuk wilayah Sleman bagian utara. Sehingga dikeluarkan peringatan dini, mestinya saat itu terjadi hujan,” terangnya.
Kemudian lanjut dia, pukul 15.00 terlihat lagi gelombang kedua awan CB. Sedangkan awan CB yang pertama tadi sudah luruh menjadi hujan. “Pukul 15.00 kami keluarkan peringatan dini yang kedua untuk potensi hujan ekstrem pukul 15.30 sampai 16.30. Ternyata kejadiannya sekitar pukul 15.30 lebih,” kata Dwikorita.