Curiga Harga Tiket Pesawat Turun Hanya Kamuflase
Juliandra menambahkan bahwa sejalan dengan kebijakan pemerintah, pihaknya akan terus melakukan review harga tiket dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait. ”Walaupun ada penyesuaian harga tiket, kami tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik sebagai premium LCC kepada pelanggan,” tandasnya.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyatakan bahwa turunnya tiket pesawat harus memperhatikan layanan kepada penumpang. Artinya, tidak boleh ada yang dikurangi.
Selain itu, dia mengharapkan adanya keterbukaan dalam penjualan tiket murah. Yang dia khawatirkan adalah turunnya tiket pesawat ini hanya penipuan pada konsumen.
Kecurigaan itu muncul karena dalam penurunan tiket ada syaratnya. Tiket pesawat diturunkan pada jam dan hari yang tidak peak season. ”Tanpa diminta pun, pihak maskapai akan menurunkan tarif tiketnya,” ujarnya.
Hal tersebut membuat Tulus curiga bahwa turunnya tiket pesawat hanya kamlufase. Kebijakan menurunkan tiket itu juga dinilai kontraproduktif. Dia mengkhawatirkan kebijakan tersebut berdampak pada finansial maskapai.
Tidak hanya rugi secara bisnis. Tapi juga konsumen yang akan dirugikan. Sebab, ada peluang maskapai untuk menurunkan layanan untuk efisiensi.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menyatakan hal senada. Pemerintah, menurut dia, jangan hanya mengambil sikap politis. Namun juga memperhatikan iklim bisnis.
”Intinya kalau pemerintah masih hobi mengatur, ya nanti kalau bangkrut dia harus tanggung jawab. Besok sekalian harga singkong rebus atau ketela goreng diatur,” ujarnya kemarin. (agf/lyn/c25/oki)