Daerah Hulu Beralih Fungsi, Citarum Mengamuk
jpnn.com - BANDUNG - Alih fungsi lahan dituding sebagai penyebab terjadinya banjir yang makin parah di Kabupaten Bandung.
Lebih parahnya lagi, menurut Humas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Joko Dwi Priyono, dari hulu sungai itu telah terjadi pendangkalan akibat limbah sampah, hutan gundul, limbah pabrik dan rumah tangga serta kotoran hewan yang dibuang ke sungai.
Sebut dia, dengan kondisi hutan yang saat ini kebanyakan diantaranya menjadi wana wisata, otomatis resapan air menjadi berkurang.
"Alih fungsi terjadi disebabkan daerah-daerah hulu yang menjadi resapan air. Sekarang menjadi perumahan dan pabrik, alam sendiri saat ini sangat tidak baik," kata Joko saat memberikan keterangan di Kantor BBWS Citarum, Selasa (11/10).
Joko menjelaskan, terkait pembenahan Sungai Citarum, semua sektoral yang terkait harus turun tangan dan bisa membuat masyarakat sadar akan lingkungan. Karenanya, lanjut dia, BBWS Citarum saat ini akan melakukan sodetan dan danau di Kampung Cieunteung untuk tampungan air supaya mengurangi banjir di Kabupaten Bandung.
Selain itu, sebutnya, normalisasi seluruh sungai Citarum, baik sungai induk maupun anak sungai.
"Makanya, sekarang lagi tahap pembebasan Cieunteung. Awal mulai pengukuran rumah dan lahan dilakukan di tahun 2015, serta pembebasan lahan dan persiapan pelaksanaan akan dimulai tahun 2017. Pembebasan sendiri langsung di proses oleh BPN, BBWS hanya memberikan data rumah pemilik lahan, dan uang nya sendiri langsun masuk ke rekening warga yang dibeskan lahannya," jelasnya.
Selain itu, tutur Joko, pihaknya akan membuat program karya bakti Citarum, dengan cara bersih-bersih di sungai tersebut. kegiatan tersebut merupakan hasil kerja sama dengan Brimob Polda Jabar dan Kogar Tap 2 Bandung, untuk normalisasi pengerukan, dengan cara dibuat bantaran sungai untuk menahan air. Supaya bantaran tersebut tidak abrasi termasuk adanya perawatan setiap tahun dengan penanaman pohon.