Daerah Lain Sibuk Mengajukan PSBB, Wali Kota Semarang Pilih Usul Jogo Tonggo
jpnn.com, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memiliki ide lain untuk menahan laju penularan COVID-19 di wilayahnya selain usul PSBB yang mencuat.
Dia memilih gerakan Jogo Tonggo. Gerakan ini berbasis tiap RW yang akan mendapat support dari 48 tim patroli gabungan di pos pantau Jogo Tonggo.
Saat ini jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang merupakan yang terbesar di Jawa Tengah.
Hendi, sapaannya, mengatakan saat ini total pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 148. Dengan total sembuh 50, sementara 29 pasien meninggal yang terdiri dari 21 orang merupakan warga Semarang serta 8 orang warga luar kota.
Menyikapi perkembangan yang signifikan tersebut Hendi mengatakan intensif berkonsultasi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, kaitannya apakah akan diberlakukan PSBB atau tidak.
Salah satu hasil konsultasi itu adalah pilihan memberlakukan Jogo Tonggo, yakni pembatasan sosial non-PSBB.
"Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non-PSBB yaitu dengan model Jogo Tonggo. Hari Senin gerakan itu kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan dan kegiatan masyarakat," kata Hendi usai mengikuti rapat bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta bupati dan wali kota di Semarang Raya pada Jumat (24/4).
Dengan pemberlakuan Jogo Tonggo, Hendi menjelaskan di tingkat kelurahan dipersilakan melakukan karantina wilayah dengan portal, kalau tidak ada dari bambu atau apa saja.