Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dahlan Iskan di Business Leader Forum: Perusahaan Harus Makin Fokus

Jumat, 17 Oktober 2014 – 06:58 WIB
Dahlan Iskan di Business Leader Forum: Perusahaan Harus Makin Fokus - JPNN.COM

JAKARTA - Di tengah cepatnya perkembangan globalisasi, perusahaan-perusahaan di tanah air harus tetap berfokus pada bisnis utama mereka. Upaya tersebut akan mendongkrak kinerja secara jangka panjang.
 
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, untuk menjadi perusahaan yang sehat dan mampu menghadapi persaingan bisnis masa depan, perusahaan di Indonesia perlu menerapkan strategi fewer (beberapa), bigger (besar), dan bolder (tebal).

Intinya, perusahaan harus diarahkan menuju fokus bisnis tertentu dan tidak menangani terlalu banyak hal yang justru memicu kebangkrutan.
 
"Saya dukung fewer, bigger, bolder seperti BRI, Semen Indonesia, PGN (Perusahaan Gas Negara) untuk skala global," ungkap Dahlan dalam video berdurasi 10 menit saat membuka Business Leader Forum bertajuk Fewer, Bigger, Bolder: From Mindless Expansion to Focused Growth di The Ritz-Carlton, Pacific Place, kemarin (16/10).
 
Acara tersebut diinisiatori MarkPlus Inc, sebuah konsultan marketing terbesar di Indonesia yang dipimpin begawan marketing Hermawan Kartajaya.
 
Dahlan menerangkan, pihaknya mendukung penuh BUMN besar yang memiliki upaya mengglobalkan perusahaan. Dia mencontohkan PT Telkom Tbk yang berhasil mencetak laba Rp 14,3 triliun akhir tahun lalu dan mampu melebarkan sayap ke berbagai negara.
 
Dia juga mendukung beberapa perusahaan besar pelat merah yang berkomitmen kuat untuk bangkit dari permasalahan. Contohnya, PT Djakarta Lloyd yang mampu berdiri kembali untuk mengembangkan bisnis pelayaran nasional setelah praktis bangkrut selama lebih dari 10 tahun.

Begitu pula asuransi Jiwasraya yang berhasil menyelesaikan masalah keuangan mereka hingga mencapai Rp 6,7 triliun.
 
Kendati demikian, dia tidak menutup mata atas kinerja perusahaan BUMN yang berskala kecil namun kinclong. Menurut Dahlan, perusahaan seperti itu juga harus tetap didukung untuk berfokus menumbuhkan bisnisnya.

"Tapi, untuk BUMN yang kecil-kecil, saya minta fokus tapi beautiful (cantik), sehat, tidak rugi, dan tidak bikin "sakit kepala". Kalau bikin "sakit kepala", lebih baik dimatikan," papar Dahlan yang dalam videonya mengenakan setelan biru dongker yang merupakan pakaian kebesaran kapten kapal Djakarta Lloyd.
 
Sementara itu, dalam acara yang diikuti 800 peserta dari berbagai macam pelaku bisnis dan petinggi perusahaan terkemuka di tanah air tersebut, hadir pula Mohan Sawhney, profesor sekaligus direktur pusat penelitian teknologi dan inovasi dari Kellogg School of Management, Illinois, AS.
 
Dalam paparannya, Sawhney menjelaskan, ekspansi yang hanya mengejar pencapaian jangka pendek cenderung melupakan sustainability (keberlanjutan) perusahaan.

"More activity (banyak aktivitas) tidak selalu more output (banyak hasil). Kuncinya adalah fokus terhadap bidang di mana perusahaan dapat memenangkan persaingan," ungkap pria keturunan India tersebut.
 
Di tempat yang sama, founder dan CEO MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya menjelaskan, konsep fokus tersebut juga bisa diterapkan dalam organisasi yang lebih besar seperti negara.

Sebagaimana diketahui, akhir 2015, Indonesia dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA, kata dia, sebetulnya bukan lagi masalah persaingan produk, namun sebaliknya, persaingan sumber daya manusia (SDM).
 
Karena itu, sektor yang perlu difokuskan untuk dikembangkan adalah yang memiliki hubungan dengan penguatan orang. Misalnya, bidang pendidikan. "Kalau (pendidikan) tidak berkarakter, nanti hancur semua. Kalau bisa, pendidikan marketing itu sejak awal. Usul saya sejak SMA," katanya.
 
Menurut Hermawan, pendidikan marketing sejak awal dimaksudkan agar Indonesia menumbuhkan bibit marketer yang pada masa depan bisa membawa Indonesia lebih maju di berbagai bidang seperti industri kreatif dan pariwisata.
 
"Kelemahan Indonesia ini marketing-nya. Kita punya orang kreatif, tapi tidak tahu mencari market-nya di mana. Karena itu, menteri ataupun diplomat juga harus tahu kekuatan kita di mana agar bisa memasarkan Indonesia," tuturnya. (gal/c5/kim)

JAKARTA - Di tengah cepatnya perkembangan globalisasi, perusahaan-perusahaan di tanah air harus tetap berfokus pada bisnis utama mereka. Upaya tersebut

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close