Dahlan Tata Aset Nonproduktif di BUMN
Rabu, 20 Juni 2012 – 02:20 WIB
Sebagai wujud dukungan dalam penataan aset, maka potensi penghematan anggaran Kementerian BUMN yang senilai Rp 12 miliar, akan digunakan untuk biaya pengelolaan, klasifikasi, serta penyewaan konsultan untuk membantu pembenahan tata kelola aset BUMN. "Itu nanti ditangani Pak Yasin (Wamen BUMN Mahmuddin Yasin, Red)," ucapnya.
Saat ini, upaya optimalisasi aset BUMN dilakukan melalui bantuan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Direktur Utama PT PPA Boyke Mukijat mengatakan, ada tujuh BUMN yang siap menyerahkan pengelolaan aset-aset nonproduktifnya kepada PPA. "Di antaranya adalah Pertamina, KAI (Kereta Api Indonesia), dan PLN," ujarnya.
Menurut Boyke, aset-aset yang diserahkan pengelolaannya kepada PPA kebanyakan berupa gedung atau tanah yang selama ini kurang produktif dan tidak sesuai dengan core business BUMN bersangkutan. "Nanti PPA akan mengkaji bagaimana cara mengoptimalkan nilai aset yang ada. Misalnya, diubah fungsinya, dikerjasamakan dengan pihak lain, atau bisa juga dijual," katanya.