Dam Parit Citumang Membawa Berkah untuk Pangandaran
jpnn.com, PANGANDARAN - Kabupaten Pangandaran sudah lama dikenal sebagai tujuan wisata nasional maupun mancanegara. Kabupaten pemekaran dari kabupaten induk Ciamis ini berada di bagian tenggara Jawa Barat dan langsung berbatasan dengan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Pangandaran sangat terkenal dengan keindahahan alamnya, terutama pantai pananjung yang merupakan bagian daratan yang menjorok ke laut. Hampir semua bagian selatan kabupaten Pangandaran merupakan pantai indah yang sangat menarik bagi wisatawan. Mulai dari barat ke timur, yaitu pantai Karang Nini, pantai Pananjung, pantai Batuhiu, pantai Bojongsalawe, pantai Batukaras, pantai Madasari dan pantai Karapyak.
Selain pantai indah, Pangandaran juga memiliki sungai-sungai yang tidak kalah pesonanya dengan pantai. Sebut saja sungai Cijulang yang membentang dari hulu bagian utara Pangandaran hingga hilir pantai selatan Batukaras.
Sungai ini membelah daratan yang berasal dari batu gamping sehingga terbentuk sungai curam dan kadang-kadang melewati gua-gua batu kapur dihiasi stalagnit dan stalaktit. Kondisi ini semakin menambah pesona sungai tersebut sehingga tidak salah seorang wisatawan asal Amerika Serikat (AS) menyebutnya sebagai *Green Canyon* Indonesia dan nama tersebut terkenal hingga hari ini. Padahal nama sebelumnya adalah Cukang Taneuh.
Sungai Citumang tidak kalah menarik dibandingkan sungai Cijulang. Sungai ini juga membelah daratan berbahan induk batu gamping sehingga terbentuk sungai curam dan deras. Kondisi ini dimanfaatkan oleh wisatawan sebagai tempat arum jeram dan *body rafting*.
Karena pemandangan alami yang cantik berupa dinding-dinding batu kapur, tumbuh-tumbuhan yang menjorok ke sungai daerah ini juga sering dikunjungi wisatawan untuk sekadar selfi, istirahat, bercengkerama, bahkan outbound.
Yang sangat menarik dari sungai Citumang adalah adanya dam parit (bendung kecil) yang terletak di Desa Bojong, Kecamatan Parigi.
Menurut penjelasan penduduk setempat dam parit ini sudah dibangun sejak jaman pemerintahan Belanda dan pernah direhabilitasi oleh Kementerian PU beberapa tahun lalu. Dam parit selebar sekitar 15 meter dengan debit saat dikunjungi lebih dari 1000 liter/detik dapat mengairi ribuan hektar hamparan lahan sawah yang terdapat di Desa Bojong, Cibenda, Ciliang, Cintaratu, dan Cintakarya.