Dampak Kabut Asap, Pesawat Batal Mendarat di Bandara Silangit
jpnn.com, MEDAN - Kondisi kabut asap di kawasan Danau Toba berdampak buruk pada penerbangan menuju Bandara Sisingamangaraja XII di Silangit, Tapanuli Utara, Sumut, Kamis (19/9).
“Karena jarak pandang yang tidak memadai dan landasannya masih kurang, maka pihak maskapai batal mendarat di Bandara Silangit,” sebut Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Edison Kurniawan seperti dilansir sumutpos.co hari ini.
Jarak pandang di Danau Toba khususnya di Bandara Silangit yang hanya 1.000 meter terlalu samar dan membuat pilot kesulitann
mendararatkan pesawat. Staf pelayanan Jasa BMKG Wilayah I Medan, Nora Valencia Sinaga juga mengatakan kabut asap tersebut berasal dari Riau dan beberapa titik kebakaran lahan di Sumut. “Kabut asap tersebut dapat berasal dari kiriman dari Riau atau pun juga bisa kiriman asap dari lahan kebakaran lahan di wilayah Sumut,” tuturnya.
BACA JUGA: Berita Duka, Muhaimin Meninggal Dunia
Dari catatan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menunjukkan, kabut asap memang menyelimuti sebagian Sumatera beberapa hari terakhir. Termasuk kawasan Danau Toba. Mereka juga memastikan kabut asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan di banyak titik.
Untuk wilayah Sumut, terdeteksi enam titik panas (Hotspots) di sejumlah kabupaten. Kabut ini mengandung campuran mist atau uap air dengan debu dari kebakaran hutan. Namun, disebutnya kelembaban di wilayah Sumatera Utara masih cukup tinggi 90 persen. Uap air masih cukup memadai di wilayah Sumatera Utara.
Kabut asap ditenggarai bersumber dari kebakaran Lahan di Riau yang dibawa angin berasal dari Tenggara sampai ke Wilayah Danau Toba. Diperkirakan asap masih akan terus bertahan hingga dua hari ke depan, apalagi saat ini arah angin berhembus dominan dari Tenggara. “Tergantung dari arah dan kecepatan angin, juga bergantung kondisi cuaca dan titik hotspot. Dilihat dari kondisinya masih berlangsung hingga 1 dan 2 hari ke depan,” tuturnya.(bbs/adz)