Dana Perbaikan Rumah Rusak Akibat Gempa Dipakai Buat Beli Sembako, Waduh
jpnn.com, PALU - Banyak penerima dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak akibat bencana tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya.
Persoalan itu menjadi salah satu penyebab proses rehab rekon pascagempa, tsunami, dan likuefaksi tiga tahun silam di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), berjalan lambat dan hingga sekarang belum tuntas.
"Saat diberi dana stimulan, penerima tidak memakai semua dana tersebut sesuai peruntukannya yakni untuk memperbaiki rumahnya yang rusak karena terdampak bencana," kata Komandan Satgas Rehab Rekon Pascabencana Sulteng yang diwakili Kepala Seksi Teritorial Komando Resort Militer (Kasiter Korem 132 Tadulako Kolonel Infanteri H Rahman T Leho dalam rapat evaluasi percepatan rehab rekon dengan Komite II DPD RI di Kantor Gubernur Sulteng, Jumat.
Rahman menyatakan dana bantuan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut malah dipakai oleh banyak penerima untuk memenuhi kebutuhan lain seperti untuk membeli sembilan bahan pokok (sembako) dan kebutuhan lain yang tidak seharusnya memakai dana itu.
"Makanya banyak rumah yang dapat bantuan dana stimulan, sampai sekarang tidak selesai diperbaiki karena dananya sudah habis untuk membeli kebutuhan lain. Bukan digunakan semuanya untuk memperbaiki rumah tersebut," ujarnya.
Dia juga menyayangkan sikap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah terdampak selaku otoritas yang menyalurkan dana stimulan tersebut kepada penerima yang terkesan tidak mau ambil pusing dengan permasalahan itu.
"Pas kami tanya ke BPBD terkait persoalan penggunaan dana stimulan yang tidak sesuai peruntukannya, jawaban pihak BPBD bahwa dana sudah diserahkan kepada penerima dan itu menjadi tanggung jawab penerima," ucapnya.
Dia berharap permasalahan itu menjadi perhatian serius semua pihak yang terkait agar secepatnya dapat diatasi sehingga persoalan rehab rekon yang terjadi tidak berlarut-larut.