Data dan Subjek Penelitian pun Fiftif
jpnn.com - MALANG - Para pelaku bisnis skripsi abal-abal yang tengah marak di Malang memang bisa meraup untung lumayan. Apalagi mereka tak perlu repot-repot melakukan penelitian. Modalnya, cukup data fiktif.
Pelaku bisni skripsi abal-abal di Malang, NW mengatakan dirinya mengisi isian para objek penelitian dengan asal-asalan. Dengan demikian, muncullah hasil dari SPSS yang dia kelola. "Makanya cepet karena tidak harus penelitian ke lapangan. Saya hanya main SPSS," imbuhnya.
Bagaimana soal angket yang seharusnya diisi objek penelitian? NW menyatakan bahwa dirinya mengisi angket dengan sembarangan. "Mana mungkin dosen menguji melihat angket satu per satu. Makanya, angket tidak masalah diisi sembarangan," tambahnya.
Lain lagi dengan QM yang sudah melakukan bisnis jasa pembuatan skripsi ketika lulus kuliah pada 2010 dari salah satu kampus ternama di Kota Malang.
Dia membagi dua jenis skripsi buatannya. Pertama, sistem beli putus. Artinya, ketidaksesuaian antara yang diinginkan pembimbing dan skripsi akan ditanggung sendiri oleh pembeli. Jadi, nanti kalau ada revisi dari pembimbing, QM tidak lagi bertanggung jawab. "Kalau skripsi jenis ini lebih murah, biasanya saya jual seharga Rp 1,5 juta," kata dia. Harganya lebih murah karena tidak lagi ribet merevisi skripsi berkali-kali.
Yang kedua, skripsi dengan proses bimbingan. Artinya, QM harus mengikuti proses bimbingan dari bab pertama hingga bab terakhir. Dan jika ada yang perlu direvisi sebagaimana yang diminta pembimbing, QM yang melakukan revisi itu.
Pola penjualan ini membuat dia bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan skripsi, mulai mencari judul, melengkapi referensi, hingga bab terakhir. "Kalau jenis skripsi ini saya biasanya menjual seharga Rp 3 hingga 4 juta," sambungnya.
Selama ini yang paling banyak dipesan adalah jenis tipe kedua karena lebih aman dan sulit untuk diketahui penguji.