Dawid Martin Sang Pegiat Gamelan dan Karawitan di Polandia
Selalu Teringat Masa-masa Tinggal di Yogyakarta, Prau Layar Jadi Lagu FavoritnyaTernyata nasinya sudah tinggal sedikit sehingga tak cukup untuk membuat satu porsi nasi goreng. “Penjualnya menawarkan magelangan, saya coba ternyata enak dan saya suka,” ujarnya.
Bahkan, Dawid masih ingat betul minuman keras yang pernah dia konsumsi semasa tinggal di Yogyakarta. “Ada anggur Orang Tua. Kadang minum lapen juga bareng teman-teman,” ucapnya diikuti tawa.
ISI juga menjadi kampus romantis bagi Dawid. Menimba ilmu di ISI mengantarnya pada perempuan bernama Diah Anggraini yang kini menjadi istrinya.
Diah adalah alumnus SMKI Bandung yang meneruskan pendidikannya di ISI Yogyakarta. “Ambil jurusan tari,” kata Dawid.
Dari pernikahan dengan Diah pula Dawid memiliki momongan bayi perempuan mungil yang kini belum genap setahun. Namanya Rusa Gendis.
“Rusa artinya mawar, gendis berarti manis,” ujarnya menceritakan nama putrinya yang merupakan perpaduan kata dalam Bahasa Polski dan Jawa.
Selain itu, Yogyakarta juga membuat Dawid mengenal seniman-seniman musik kondang di Kota Gudeg tersebut. “Ada almarhum Pak Sapto Rahardjo, Mas Djaduk (Djaduk Feriyanto, red), juga teman-teman di Kua Etnika,” sebutnya.
Kini, Dawid dan istrinya menjadi pegiat karawitan di Polandia, khususnya Warsawa. Beberapa waktu lalu, Dawid juga pentas bersama grup karawitannya untuk kepentingan promosi pariwisata Indonesia.