Daya Juang Lulusan Perguruan Tinggi Rendah, Indonesia Butuh Renaisans Pendidikan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal mengatakan, Indonesia membutuhkan renaisans di bidang pendidikan.
Revolusi pikir secara fundamental terhadap paradigma pendidikan Indonesia dibutuhkan untuk menghadapi pergeseran peradaban ini.
"John Dewey bilang kondisi suatu bangsa bisa dilihat dari muka di kelas-kelasnya, maka pendidikan menjadi kunci utama dalam mendorong masyarakat Indonesia survive melewati gesekan konflik pergeseran peradaban ini," kata Nur Rizal, Rabu (10/2).
Peran pendidikan yang utama adalah bagaimana agar percepatan teknologi di masa akan datang tidak menggerus peran manusia dalam kehidupan.
Ini adalah proyeksi pendidikan di masa akan datang. Itu sebabnya, pendidikan yang dipersiapkan harus berdasar pada human centered dan personalisasi.
"Artinya, yang diajarkan tidak hanya mengenai konten-konten pendidikan berbasis akademik melainkan skill dan knowledge mengenai ketahanan diri di masa depan, seperti life skill, social skill dan mental balance," tutur founder Gerakan Sekolah Menyenangkan'(GSM) ini.
Dia menyebutkan, banyak industri yang mengeluhkan kualitas SDM dari lulusan perguruan tinggi. Rata-rata tidak kuat menghadapi tekanan dunia kerja, kurangnya komunikasi lisan dan tulisan, kurang bisa bekerja sama dengan tim dan inisiatif yang kurang. Sehingga, ini menjadi penanda bahwa renaisans dalam bidang pendidikan sangat dibutuhkan.
"Pendidikan yang dipraktikkan harus bisa memantik empati dan kepedulian masing-masing individu terhadap peran kemanusiaan di masa depan dan complex problem solving untuk permasalahan yang ada di sekitar," terangnya.