Debat Pilgub Jatim: Seru! Emil Agresif, Puti Woles
jpnn.com, SURABAYA - Debat Pilgub Jatim di Dyandra Convention Center, Surabaya, Selasa (10/4) malam berlangsung seru. Dua kandidat, Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul - Puti Guntur Soekarno adu program dan gagasan.
Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Novri Susan mengatakan, dari penampilan di debat terlihat jelas bagaimana posisi yang diambil dari masing-masing calon.
Kandidat nomor urut satu, Khofifah - Emil, terlihat mengambil posisi agresif. Sementara Gus Ipul - Puti terlihat lebih tenang, santai dan tegar dalam mengurai problem sekaligus solusi bagi masyarakat.
"Terutama pada segmen debat cawagub, terlihat Emil sangat agresif, bahkan beberapa sesi sempat emosional saat Puti bertanya soal kondisi anak gagal tumbuh atau stunting di Kabupaten Trenggalek, di mana Emil menjadi Bupati,” ujarnya.
Menurut batas toleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka anak gagal tumbuh atau stunting ditoleransi 20 persen dari jumlah balita. Sementara, di Trenggalek, angkanya mencapai 25 persen.
Novri mencatat, Emil setidaknya juga beberapa kali menyerang Puti Soekarno secara personal dengan mengatakan, bahwa Puti tidak paham dengan masalah gizi/kesehatan anak. Novri menganalisis, pilihan Emil yang agresif menyerang lawan dalam kacamata sosiologi politik bisa malah membuat publik Jatim tidak simpati. Ini karena publik Jatim dikenal sebagai publik santun yang menginginkan pemimpin rendah hati dengan karya yang nyata.
”Nah kredibilitas komunikator politik, dalam hal ini kandidat, akan sangat berpengaruh dalam upaya mendapatkan dukungan khalayak. Sikap yang agresif, merendahkan orang lain, tentu menghasilkan dampak defisit bagi kandidat bersangkutan,” ujarnya.
Doktor sosiologi politik lulusan Doshisha University Jepang tersebut menambahkan, posisi Gus Ipul - Puti yang memilih memaparkan program dengan rendah hati dan menonjolkan kerja yang terukur selama menjadi pemimpin cukup tepat.