Debut Manis Festival Pulo Dua Disambangi Ribuan Wisatawan
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, Kabupaten Banggai memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.
Baik yang berupa hasil laut seperti ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya), serta hasil pertambangan (nikel dan gas).
“Porfolio Kabupaten Banggai pertama dibanding daerah lain yang memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 37 persen dari tambang. Namun, oil and gas (minyak dan gas bumi), coal (batu bara), kelapa sawit (CPO) terus menurun, sehingga diperkirakan 2019. Pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia,” katanya.
Esthy menjelaskan alasan pariwisata bakal menjadi penyumbang devisa terbesar. Pertama, tren pariwisata terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Tren itu melejit dalam dua tahun terkhir ini.
Di sisi lain, sektor pertambangan menunjukkan tren yang tak menggembirakan.
"Ini penting! Bisa dilihat kota-kota yang mengandalkan sumber daya alam kini pertumbuhan ekonominya di bawah sepuluh persen. Seperti Kota Watampone 5,3 persen, Kabupaten Bulukumba 4,6 persen. Oleh karena itu, Kabupaten Banggai belum telat untuk mulai switch ke pariwisata,” ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Pariwisata Arief Yahya Arief mengatakan, pariwisata Indonesia saat ini menjadi salah satu leading sektor. Para pemimpin daerah harus mencari potensi pariwisata untuk dipromosikan.
Menurut menteri asal Banyuwangi itu, peran CEO Commitment atau keberpihakan Presiden Joko Widodo untuk sektor pariwisata itu paling penting.